Cari Blog Ini

Kamis, 07 April 2016

KEGIATAN EKONOMI MANUSIA : KONSUMSI

Jika kita perhatikan saat ini maka kita akan menemukan fenomena menjamurnya pusat pusat perbelanjaan modern di berbagai kota di Nusantara. Pusat-pusat perbelanjaan ini semakin banyak seiring dengan peningkatan peningkatan kebutuhan hidup dan gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini yang juga pelan-pelan mengalami perubahan. Tingkat ekonomi masyarakat yang semakin baik mendorong mereka untuk semakin banyak mengadakan pembelian barang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, bukan hanya sebatas kebutuhan pokok saja seperti makanan, perumahan dan pakaian, melainkan kebutuhan yang sifatnya tersier seperti elektronika, perhiasan, hiburan, dll. Mal menjadi destinasi yang menarik karena menyediakan layanan one stop shoping dimana konsumen dimanjakan dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya, mulai dari gerai toko, layanan tempat bermain anak, bioskop, pusat perbelanjaan, tempat makan, dll sehingga hal ini mendorong orang yang berkunjung akan mengeluarkan uangnya di tempat tersebut. Dalam arti yang luas diharapkan orang akan melakukan kegiatan konsumsi di Mal tersebut semuanya.


Kegiatan konsumsi menjadi bagian sangat penting dalam rantai kegiatan ekonomi, karena disinilah letak perputaran ekonomi akan nyata terlihat. Kegiatan konsumsi artinya kegiatan manusia dalam menggunakan, membeli atau membeli barang-barang/jasa yang menjadi kebutuhan hidupnya. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk serapan barang dari pihak produsen/pabrik yang kemudian didistribusikan di seluruh cabang distribusi ekonomi [mal, toko, agen, pasar] sehingga kegiatan produksi dapat terus berjalan yang nantinya akan menggerakkan roda perekonomian nasional. Tidak bisa dibayangkan jika kegiatan ini mengalami kendala atau kemacetan, maka ekonomi akan terguncang. Ketika masyarakat tidak ingin membeli barang/jasa maka produsen akan mengalami kesulitan menjual barang/jasa yang mereka hasilkan, dan akan berdampak pada jutaan tenaga kerja yang sangat bergantung kepadanya, dan hal ini akan kembali berdampak kepada masyarakat sendiri dimana bisa terjadi pemutusan hubungan kerja.

Ketika masyarakat memiliki potensi daya beli yang meningkat, yang ditandai dengan pola konsumsi barang/jasa yang semakin meningkat maka hal ini dapat menghasilkan 2 jenis dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya diantaranya sebagai berikut :
a. Produsen barang/jasa dan juga distributor dapat mempertahankan lapangan pekerjaan bagi karyawan mereka. Produsen dan distributor memiliki staf karyawan dan pekerja dalam jumlah yang besar. Mereka akan dapat mempertahankan lapangan pekerjaan itu jika barang/jasa yang dihasilkan berhasil diserap/dikonsumsi oleh konsumen mereka secara kontinyu. Mereka akan dapat selalu bekerja jika produksi barang/jasa laku terjual atau digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu peran negara menjadi penting untuk selalu menciptakan situasi ekonomi yang baik, supaya daya beli konsumen terus terjaga sehingga tingkat konsumsi masyarakat terus meningkat. Contohnya ketika kurs mata uang Dollar mengalami peningkatan dari yang 1 dolar = Rp 9000,- menjadi 1 dolar = Rp 13.000,- maka banyak harga barang terutama elektronika mengalami kenaikan, maka tugas dari pemerintah sebisa mungkin menstabilkan kembali nilai tukar tersebut agar masyarakat tidak mengalami kesulitan ketika ingin membeli barang elektronik karena harga terlalu mahal.


b. Terciptanya keseimbangan/kestabilan harga di pasaran menjadi salah satu manfaat yang dirasakan jika produksi barang/jasa dengan tingkat konsumsi seimbang. Ketika produsen memproduksi sejumlah barang/jasa maka penting diperhatikan seberapa besar tingkat konsumsi yang dilakukan oleh konsumen. Jika barang yang diproduksi jumlahnya terlalu banyak dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, maka hal ini akan menimbulkan jatuhnya harga di pasaran harga barang/jasa tersebut. Hal ini juga akan berlaku sebaliknya. Contohnya ketika orang melakukan pembelian buah mangga saat tidak musim panen, maka dia harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 20.000,- untuk 1 kg mangga tersebut. Hal ini akan berkebalikan jika saat musim panen mangga tiba, dimana jumlah mangga yang beredar di pasaran menjadi banyak, maka konsumen dapat membeli mangga tersebut dengan harga per kg Rp. 5000,-, hal ini terjadi karena produksi yang berlebihan. 


Di sektor jasa juga mengalami hal yang sama, ketika jumlah tukang ojeg belum sebanyak saat ini, maka masyarakat harus sedikit membayar agak mahal untuk memakai jasa mereka, namun karena jumlah mereka saat ini semakin banyak dimana persaingan merebut pelanggan menjadi semakin sulit, maka banyak dari ojeg menurunkan tarif jasa mereka. Banyaknya layanan ojeg online juga semakin menambah tingkat persaingan dalam mendapatkan konsumen yang berimbas kepada penghasilan yang mereka peroleh.


Oleh karena itu dengan adanya keseimbangan permintaan dan jumlah barang/jasa diharapkan harga akan terus stabil sehingga daya beli tetap stabil dan semua akan merasakan keuntungan baik konsumen [dapat memenuhi kebutuhan] dan produsen [mempertahankan lapangan kerja dan usaha].

c. Jika pola produksi dan pola konsumsi terus berjalan dengan teratur dan stabil maka dampak positif lain yang dirasakan yaitu dapat dipertahankannya usaha baik produksi barang/jasa. Hal ini menjadi penting karena menyangkut lapangan pekerjaan yang cukup besar untuk menggerakkan roda ekonomi nasional. Jika daya beli tinggi maka kapasitas produksi akan tinggi yang akan menuntut jumlah tenaga kerja yang besar, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Kalau pengangguran berkurang maka ekonomi dapat berjalan dengan lancar, semua kebutuhan dapat tercukupi, masyarakat punya penghasilan yang baik dan hidup sejahtera. Oleh karena itu perlunya kita semua menjaga kestabilan ekonomi negara ini dengan menjaga keamanan negara, mengendalikan import, mengendalikan harga dan juga nilai mata uang dan membeli dan mencintai produk dalam negeri.


Sedangkan dampak negatif yang dihasilkan ketika kita melakukan banyak konsumsi diantaranya adalah
a. Sumber Daya Alam habis dapat terjadi jika manusia tidak bisa mengendalikan dirinya dalam melakukan konsumsi kebutuhan hidupnya. Contohnya di era modern saat ini dimana penggunaan mesin dan listrik cukup besar maka manusia butuh bahan bakar untuk melakukan mobilitas hidupnya. Bahan bakar yang diperoleh berasal dari alam yang sifatnya terbatas, semakin banyaknya penggunaan kendaraan maka konsumsi bahan bakar manusia juga semakin besar sehingga cadangan minyak dunia akan menipis dan tidak mustahil akan habis. Oleh karena itu manusia harus mulai berhemat supaya cadangan minyak bumi kita masih bisa digunakan untuk waktu yang lama. Contoh lain ketika masyarakat Jepang melakukan konsumsi ikan dalam jumlah yang besar, maka banyak ikan tertentu di perairan Jepang mengalami kekurangan, karena budaya masyarakatnya yang gemar makan ikan sehingga butuh pasokan ikan dalam jumlah yang sangat besar, hal ini mendorong pemerintah Jepang melakukan import ikan dari negara lain karena ikan di perairan mereka sudah sedikit.


b. Kesenjangan Sosial semakin tinggi juga dapat terjadi jika ada sebagian dari manusia melakukan pola konsumsi berlebihan dibandingkan dengan manusia lain dan tidak terjadi pemerataan. Pola konsumsi berlebihan dapat menimbulkan kecemburuan sosial yang akan membuat terjadinya kesenjangan sosial. Contohnya ketika seorang anak yang hidupnya tidak menentu dimana setiap hari harus berjuang untuk memperoleh makanan



jika dia melihat ada anak lain yang menghamburkan uangnya untuk pesta, belanja berlebihan atau hal tidak berguna, maka dalam dirinya bisa terdapat rasa iri dan cemburu karena adanya perbedaan tersebut. Kecemburuan tersebut jika dibiarkan berlarut larut maka akan menimbulkan keinginan untuk bertindak kriminal di masa mendatang karena terdesak oleh keinginan dan juga kebutuhan. Maka sebaiknya sebagai komunitas masyarakat yang peduli, seharusnya menciptakan rasa kesetiakawanan sosial dengan membantu yang tidak mampu, untuk meningkatkan taraf hidupnya lebih baik, sehingga jurang kesenjangan tidak besar.


Jika kesenjangan sosial tidak terlalu besar [pemerataan] maka potensi terjadinya rasa kecemburuan sosial juga menjadi kecil sehingga masyarakat akan hidup aman, damai, rukun dan sejahtera. Negara juga punya peran penting dalam mengurangi kesenjangan sosial dengan memberikan bantuan kepada kaum ekonomi kebawah agar mereka dapat lepas dari jeratan kemiskinan dan dapat hidup secara layak seperti yang lain sesuai dengan amanat undang-undang Dasar. Pemerintah bisa memberikan bantuan makanan, pendidikan atau kredit usaha kecil atau pinjaman lunak dengan syarat yang ringan agar masyarakat ekonomi ke bawah ini mampu meningkatkan taraf hidupnya lebih baik lagi.

c. Dengan semakin besar pola konsumsi yang terjadi, potensi manusia terjerat hutang juga semakin besar. Ketika manusia tidak bisa mengendalikan keinginan melakukan konsumsi maka berbagai cara akan ditempuh salah satunya dengan melakukan hutang. Sistem pembayaran modern saat ini memungkinkan manusia membeli sebuah barang tanpa harus membayar terlebih dahulu. Barang dapat dibawa pulang dan digunakan dengan mekanisme hutang untuk periode sekian lamanya. Hal ini terkadang membuat manusia terjebak dengan kebiasaan buruk dimana memperoleh barang dengan tanpa modal. Kalau hutang yang terjadi semakin lama semakin besar dan tidak sanggup melunasi, maka dapat beresiko sampai ke ranah hukum.



Apakah pola konsumsi barang/jasa antar manusia sebagai konsumen akan sama ? jawabannya adalah tidak, karena setiap pribadi kehidupan konsumen satu dengan yang lain berbeda. Dengan adanya perbedaan keunikan dan selera yang dimiliki oleh setiap manusia, maka barang /jasa yang dikonsumsi otomatis akan berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor :
a. Usia, dimana seorang kakek dengan seorang anak kecil akan membeli jenis, motif, model dan ukuran celana yang berbeda karena terpaut usia. Selera kakek ini akan sangat berbeda dengan selera cucunya karena adanya perbedaan generasi


b. Fisik, dimana ketika wanita akan membeli baju yang jenisnya berbeda dengan seorang pria atau ketika seorang yang bertubuh tinggi akan membeli celana dengan ukuran yang lebih panjang dibandingkan seorang bertubuh lebih pendek. .


c. Penghasilan, dimana seorang dengan penghasilan sangat besar akan berani mengkonsumsi barang/jasa yang harganya cukup mahal dibandingkan dengan orang dengan penghasilan pas-pasan atau bahkan tidak punya penghasilan.


d. Tempat tinggal mempengaruhi dimana masyarakat yang berada di pedesaan tidak memerlukan membeli sayuran karena mereka bisa memetik secara langsung di ladang mereka, sementara masyarakat perkotaan harus membeli di pasar atau swalayan karena mereka tidak menanam.


e. Pekerjaan akan mempengaruhi dimana misalnya ada seorang guru yang rajin membeli buku panduan mengajar demi kepentingan mengajar akan berbeda dengan seorang murid yang lebih memilih buku LKS untuk melatih kemampuan berhitungnya.


f. Jumlah anggota keluarga juga sangat berpengaruh karena keluarga dengan jumlah anak 6 akan sangat beda kebutuhan dengan keluarga yang jumlah anaknya hanya 2. Kebutuhan keluarga dengan 6 anak akan lebih variatif dibandingkan dengan 2 anak.

 

g. Gaya Hidup mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, dimana seorang artis yang akan selalu membeli make up untuk mempercantik dirinya karena tuntutan publik tampil menarik yang akan berbeda dengan ibu rumah tangga biasa yang menggunakan make up hanya di waktu tertentu. Kebiasaan orang di wilayah perkotaan yang terbiasa makan fast food di food court karena keterbatasan waktu istirahat, akan tidak sama dengan selera orang di wilayah pedesaan yang lebih santai dan senang mengkonsumsi masakan rumahan olahan sendiri karena punya waktu lebih luang.