Cari Blog Ini

Kamis, 24 September 2015

TENAGA EKSOGEN

Bentuk permukaan bumi kita yang memiliki beraneka ragam dengan segala fenomena yang berada di atasnya tidak semata-mata ditentukan oleh tenaga endogen saja. Ada bentuk tenaga lain yang turut mempengaruhi terjadinya perubahan bentuk permukaan bumi kita. 


Kita bisa melihat sebuah perubahan bentuk permukaan bumi kita dalam gambar diatas yang menunjukkan adanya perubahan sebelum dan sesudah bencana. Tenaga yang menyebabkan adanya perubahan tersebut bukan berasal dari gempa bumi atau gunung berapi meletus, melainkan berasal dari sebuah longsoran yang disebabkan oleh faktor dari luar permukaan bumi. Kenapa tanah tersebut bisa longsor ? menarik untuk dikaji lebih jauh lagi. 
Sebuah tanah menjadi longsor pasti memiliki proses yang cukup panjang, dan longsor disebabkan karena adanya bantuan energi dari luar permukaan bumi bisa berupa air atau salju atau yang lain nah inilah yang akan kita kenal dengan istilah eksogen. 
Dalam tenaga eksogen kita akan mengenal istilah Pelapukan, Pengikisan dan Pengendapan. Inilah rangkaian proses yang terjadi dalam tenaga Eksogen yang akan dihubungkan dengan peristiwa diatas.
a. Pelapukan [weathering] merupakan salah satu kegiatan penghancuran batuan oleh karena faktor fisis, biologis dan juga kimiawi. Jika kita coba hubungkan dengan gambar diatas dapat ditarik sebuah hubungan bahwa telah terjadi banyak sekali pelapukan yang menyebabkan penghancuran batuan menjadi butiran tanah yang lebih kecil. Massa batuan yang besar telah berubah menjadi butiran yang lebih kecil, ringan dan mobile sifatnya. Ketika ada gerakan air, angin atau yang lain menyapu lapisan tanah ini maka akan berpindah tempat. Longsor diatas mungkin disebabkan batuan di wilayah tersebut mudah terkena panas, mudah terkena air hujan, mudah terkena suhu dingin dan panas, sehingga mudah pecah dan melapuk. Hal ini terjadi karena penutup lahan berupa vegetasi kurang, ditambah lagi lereng memang sangat curam.

Pelapukan fisis terjadi saat batuan pecah karena terpapar panas, dingin, hujan yang akhirnya membuat batu tersebut rapuh dan pecah. Kombinasi situasi yang ekstrem bisa memicu pecahnya batuan. 
Pelapukan biologis terjadi ketika aktivitas hewan atau manusia membuat batuan pecah misalnya ketika hewan menginjak batu yang kemudian pecah.
Pelapukan kimia menyebabkan batuan juga mudah pecah, misal ketika terjadi hujan asam yang mengandung senyawa kimia dapat membuat batu melapuk dan pecah atau enzim dari sebuah akar tanaman turut membuat batuan pecah.

b. Pengikisan/Erosi [erosion] setelah batuan melapuk dan menjadi butiran kecil maka jika terjadi hujan dapat terjadi perpindahan material hasil dari pelapukan diatas oleh karena adanya dorongan air tersebut. Selain air, angin, salju atau yang lain di permukaan bumi kita juga dapat menjadi energi yang membantu pengikisan. Pengikisan jika terjadi terus menerus maka menyebabkan banyaknya volume material yang terangkut mengalami perpindahan lokasi sehingga nantinya dapat mempengaruhi bentuk permukaan bumi di wilayah tersebut.

Pinggiran sungai yang tanahnya terkikis oleh aliran sungai sehingga sungai semakin melebar
Abrasi air laut juga membuat daratan pantai menjadi berkurang karena terkikis
Aliran sungai di Grand Canyon dapat berubah arah karena adanya pengikisan oleh air
c. Pengendapan/Sedimentasi [sedimentation] merupakan peristiwa mengendapnya material hasil pelapukan yang dikirim oleh peristiwa pengikisan ke suatu tempat dan membentuk tampilan permukaan bumi baru. Contohnya adalah pembentukan delta di muara sungai terbentuk akibat akumulasi tanah yang terbawa oleh pengikisan dan mengendap diam di muara sungai. Kembali ke kasus longsor diatas maka setelah mengalami pengkisan material tanah longsor akan mengendap di dasar cekungan longsor dan menjadi bentukan lahan baru.

Delta sungai Nil di Mesir yang menjadi lahan subur bagi tumbuhnya kota dan lahan pertanian di Afrika Utara

Dari seluruh uraian tentang pelapukan, pengikisan dan pengendapan kita melihat bahwa terdapat hubungan antar peristiwa tersebut. Pengendapan tidak akan terjadi jika tidak ada pengikisan, dan pengikisan tidak akan terjadi jika tidak terjadi pelapukan. Dan ketiga peristiwa ini akan terjadi berulang-ulang. Tenaga eksogen sendiri yang sifatnya pda dasarnya merusak, ternyata memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam kita ini. Tenaga Endogen bersifat membangun sedangkan eksogen bersifat merusak, dengan kombinasi inilah keseimbangan bentuk alam terjadi. Bisa dibayangkan sebuah gunung akan mengalami pertumbuhan tinggi terus menerus karena endogen maka tenaga eksogen akan membantu mengikisnya sehingga pertumbuhan yang terjadi dalam batas wajar.

Lalu apa saja dampak yang dirasakan jika tenaga eksogen ini terjadi secara berlebihan ? Perilaku hidup manusia saat ini sudah sering melupakan hakikat alam sebagai ruang hidupnya. Manusia sering membangun kepentingannya tanpa melihat faktor alam. Contoh yang terjadi adalah kasus banjir di Jakarta yang sering kali terjadi. 


Banjir ini dapat terjadi karena kelalaian kita semua. Sesuai dengan prinsip hukum alam bahwa air akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Maka bisa kita hubungkan antara banjir Jakarta dengan kondisi wilayah di daerah selatan Jakarta yang relatif lebih tinggi sebagai pemasok utama air sungai di Jakarta.

Wilayah puncak Bogor Cianjur merupakan wilayah penyangga air bagi Jakarta, wilayah ini menjadi area tangkapan air hujan yang sangat penting bagi ketersediaan air tanah. Wilayah ini dulunya dipenuhi tanaman dan area terbuka bebas. Namun akhir-akhir ini wilayah ini penuh sesak dengan pemukiman baru yang digunakan sebagai area wisata atau resort bahkan kompleks pemukiman. Hal ini menimbulkan dampak yang begitu besar bagi kuantitas air hujan yang mampu ditangkap untuk menjadi air tanah. Selain itu berkurangnya vegetasi di kawasan ini membuat wilayah ini rawan akan bahaya longsor.


Area yang tadinya lahan terbuka bebas berisi vegetasi, saat ini banyak digantikan oleh pemukiman yang terbuat dari beton dan semen yang efeknya mengurangi luas lahan terbuka bebas sehingga air hujan mengalir menjadi air permukaan bukan menjadi air tanah. 
Air permukaan ini akan masuk ke sungai dan mengalir menuju Jakarta untuk menjadi banjir. Pada saat lahan berisi vegetasi, maka air dapat meresap dengan baik ke tanah menjadi cadangan air tanah yang akan diolah sebagai air minum, namun ketika hanya menjadi air permukaan lalu menuju ke sungai maka air tersebut hanya akan mengalir ke laut. 


Oleh karena itu vegetasi dan lahan terbuka hijau di area selatan Jakarta seharusnya tetap dipertahankan. Tempat wisata seperti resort, villa bahkan perumahan seharusnya diperhatikan ijinnya secara ketat, dan tidak bisa sembarangan sehingga ketika wilayah ini dikembangkan tetap tidak merusak keseimbangan lingkungan yang telah ada yang ujung-ujungnya bisa marugikan kita sendiri sebagai manusia. 
Untuk mengurangi dampak banjir maka pemerintah bersama masyarakat harus mengembalikan lagi fungsi kawasan tangkapan hujan di selatan Jakarta ini seperti semula, dengan membongkar villa yang tidak memiliki ijin resmi, melakukan penanaman kembali hutan dan tanaman, serta memperbaiki perilaku warga agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai yang menyebabkan pengendapan sampah dan pendangkalan sungai. 


Selasa, 22 September 2015

TENAGA ENDOGEN

Tenaga Endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi, tenaga ini terjadi karena adanya aktivitas magma yang mendorong terjadinya gerakan-gerakan dalam bumi yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan bentuk permukaan bumi kita. Tonjolan di permukaan bumi seperti Gunung, Bukit, atau cekungan Lembah Curam dll merupakan dampak dari tenaga Endogen ini.
Tenaga Endogen sendiri akan kita bedakan menjadi 3 bentuk yaitu Tektonisme, Vulkanisme dan Seisme.
A. Tektonisme yaitu adanya pergerakan lempeng bumi kita yang menyebabkan bentuk permukaan bumi kita ber-aneka ragam. Jika kita perhatikan wajah bumi kita sebenarnya sudah mengalami perubahan selama jutaan tahun akibat adanya tenaga Endogen ini. Dahulu lempeng bumi kita menyatu menjadi satu wilayah besar yang disebut PANGEA. Wilayah ini merupakan satu-satunya wilayah daratan di bumi dan terletak di khatulistiwa/Equator.

 
Pangea kemudian pada perkembangannya berubah, dan akhirnya terbentuklah posisi benua-benua yang baru. Hingga saat ini lempeng-lempeng bumi yang aktif tersebut terus masih bergerak dan akan mengubah posisi benua yang ada saat ini mungkin di masa mendatang tidak akan seperti saat ini lagi, bukan tidak mungkin jika negeri kita Indonesia di masa mendatang akan memiliki letak astronomis yang baru yang berbeda dengan saat ini.

Jika kita bahas lebih lanjut aktivitas tektonisme maka pergerakan dinamis dari lempeng bumi kita ini terjadi secara kontinyu. Pergerakan antar lempeng satu dengan yang lain berbeda-beda. Ada yang mengalami gerakan bertabrakan atau kita kenal dengan istilah gerakan Konvergen yaitu ketika antara lempeng satu dengan yang lain saling bertabrakan sehingga rawan terjadi guncangan gempa sehingga menibulkan tsunami

Kemudian gerakan antar lempeng yang lain kita kenal dengan istilah gerakan Divergen yaitu ketika lempeng satu dengan lain saling menjauhi sehingga permukaan bumi melebar. Hal ini banyak terjadi terutama di dasar samudera yang menyebabkan jarak lempeng samudera menjadi semakin melebar dan menjauh.


Dan bentuk gerakan yang terakhir kita kenal dengan istilah gerakan Sesar Mendatar, yaitu gerakan yang tercipta ketika satu lempeng dengan lempang lainnya mengalami pergesekan dengan arah yang berbeda. Sesar ini juga rawan menimbulkan bencana gempa bumi. 


B. Vulkanisme merupakan aktivitas magma di dasar bumi yang ingin menuju ke permukaan bumi karena adanya tekanan yang cukup besar di dalam perut bumi kita. Vulkanisme atau kegunung apian mempelajari seluk beluk aktivitas gunung berapi yang berada di sekitar kita berikut dampak-dampaknya bagi mahkluk hidup. 

Keberadaan Gunung Berapi sangat diperlukan bagi makhluk hidup, karena gunung berapi menjadi saluran yang penting bagi inti bumi kita dalam merombak bentuk permukaan bumi kita. Disamping itu dengan adanya aktivitas letusan sebuah gunung berapi maka mineral yang dikandung dalam inti bumi dikeluarkan dan diperbaharui selalu. Pada saat sebuah gunung berapi akan meletus biasanya akan terdapat tanda-tanda yang menjadi peringatan bagi manusia dan makhluk hidup lain agar menghindar. Tanda-tanda tersebut diantaranya:
1. Terjadinya gempa vulkanik [gempa tremor] akibat adanya pergerakan magma menuju ke permukaan bumi, maka terdapat gesekan antara magma tersebut dengan dinding permukaan bumi, hal ini menyebabkan area daerah gunung berapi mengalami goncangan gempa.


2. Area sekitar gunung menjadi panas karena magma yang memiliki suhu sangat tinggi perlahan-lahan menuju ke permukaan bumi. Pada saat menuju ke permukaan bumi, magma yang memiliki tekanan sangat besar tersebut menghembuskan udara panas yang sering terlihat dengan mengepulnya asap semakin banyak di area gunung melalui celah-celah atau pori-pori tanah sehingga suhu udara di kawasan gunung berapi menjadi panas.


3. Panasnya suhu kawasan gunung berapi kemudian menimbulkan dampak selanjutnya berupa keringnya banyak sumber mata air di kawasan gunung. Sumber mata air ini mengalami kekeringan karena sebagian tersumbat dan sebagian menguap karena suhu udara yang meningkat.


4. Dengan peningkatan suhu tersebut diatas ditambah keringnya banyak sumber air di gunung maka banyak vegetasi/tanaman di kawasan tersebut layu bahkan mati, hal ini tentu berakibat pada berkurangnya pasokan makanan bagi satwa penghuni gunung berapi tersebut nantinya. 


5. Hewan-hewan pun akhirnya meninggalkan gunung berapi karena suhu udara yang meningkat di kawasan tersebut maka lingkungan di sekitar gunung dikatakan menjadi tidak nyaman, hal ini disebabkan karena mereka kesulitan untuk memperoleh air dan juga makanan. Disamping itu hewan dikaruniai insting alamiah yang tajam dalam mendeteksi terjadinya bencana alam, sehingga kebanyakan dari mereka mampu menghindari bencana alam daripada manusia. Hal ini sering memicu kekesalan warga, karena banyak dari satwa liar tersebut yang kemudian memangsa hewan ternak mereka karena kelaparan dan kehausan saat menuruni gunung menuju ke pemukiman warga.


Itulah gejala-gejala yang muncul saat sebuah gunung berapi akan mengalami erupsi atau letusan. Pada saat gunung akan mengalami erupsi atau letusan maka dampak yang ditimbulkan pasti sangat besar bagi makhluk hidup di sekitarnya terutama bagi manusia. Oleh karena manusia telah hidup berdampingan selama jutaan tahun bersama dengan gunung berapi, maka saat ini manusia dengan kecerdasannya telah mampu beradaptasi dengan baik dengan sifat dari sebuah gunung berapi. Ilmu pengetahuan yang berkembang terus membuat manusia semakin mampu mensiasati kondisi bencana yang terjadi. Pada saat gunung menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkaniknya, manusia kini sudah mampu melakukan prediksi sehingga dapat mengurangi korban jiwa atau kerugian yang lebih besar dari sebuah letusan. Adapun langkah-langkah mitigasi yang dilakukan sebelum bencana gunung meletus diantaranya :
1. Pengiriman Tenaga Ahli Gunungapi yang dilakukan saat sebuah gunung menunjukkan peningkatan aktivitas dari Normal - Siaga - Waspada - Awas. Mereka adalah orang-orang yang lebih mengerti betul tentang gunung berapi berikut gejala-gejala ilmiah yang tampak, sehingga mereka dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah nantinya apa yang seharusnya dilakukan agar kerugian yang diderita menjadi kecil.



Bapak Surono salah seorang ahli gunung berapi Indonesia yang diakui di Dunia
 
2. Setelah mereka dikirim mereka akan melakukan pemasangan berbagai peralatan dan sensor yang akan mengawasi lebih lanjut tentang peningkatan aktivitas gunung tersebut. Mereka akan mempelajari pola gempa, pola asap yang keluar maupun kandungan gas-gas yang dihasilkan sehingga dapat ditentukan posisi status yang tepat bagi gunung tersebut.



3. Dengan adanya pemantauan yang intensif dari para ahli dengan menggunakan alat, maka mereka dapat memberikan rekomendasi tentang penentuan status gunung berapi tersebut kepada pemerintah untuk diambil tindakan. Kepala daerah berhak memutuskan apakah penduduk memerlukan evakuasi atau tidak berdasarkan data yang diberikan oleh para ahli tersebut. Kegiatan evakuasi merupakan kegiatan besar yang tidak bisa dilakukan secara sembarangan, karena kegiatan ini menyangkut pemindahan ribuan manusia dari tempat tinggalnya menuju ke penampungan. Apakah penampungan sudah siap menyediakan tempat tidur, makanan yang cukup, selimut baju, toilet atau WC untuk sanitasi, air bersih dll, sehingga warga ketika hidup mengungsi sementara tidak sakit bahkan meninggal. Tentu hal ini memerlukan persiapan besar dan kecermatan yang sungguh luar biasa.



4. Melakukan Evakuasi dilakukan setelah memang terdapat rekomendasi dari para ahli gunung berapi bahwa dalam kurun waktu dekat akan terjadi erupsi/letusan besar maka mereka sesegera mungkin dilakukan pemindahan dengan kendaraan atau yang lain untuk menghindari bencana tersebut. Maka dari itu setiap daerah yang memiliki kawasan gunung berapi diharapkan memiliki dan selalu menyiapkan area-area darurat pengungsian jika sewaktu-waktu gunung di wilayahnya mengalami peningkatan aktivitas atau bahkan erupsi untuk mengurangi dampak merugikan 


Namun dalam kehidupannya manusia dan makhluk hidup lain tentu membutuhkan gunung berapi sebagai sumber mineral-mineral untuk menunjang kehidupannya. Maka dari itu keberadaan gunung berapi dengan siklus letusannya ternyata juga sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya. Berikut ini merupakan dampak menguntungkan dengan adanya gunung berapi bagi kita diantaranya :

1. Obyek Wisata, dimana gunung merupakan salah satu potensi besar bagi wisata alam bagi masyarakat. Dengan keberadaan gunung berapi maka pemerintah atau rakyat setempat dapat menghasilkan pendapatan dengan menjual jasa bagi wisatawan yang datang berkunjung. Pemandangan alam yang cantik dari sebuah gunung berapi membuat wisatawan rela menghabiskan uang mereka demi mendapat pengalaman tersebut. Contohnya adalah obyek wisata gunung Bromo yang selalu rajin dikunjungi oleh ribuan wisatawan setiap bulannya. Contoh lain adalah bagaimana warga di Bogor banyak yang berprofesi sebagai pemandu pendakian/jasa porter bagi masyarakat yang ingin mendaki Gunung Gede atau Gunung Pangrango

 Keindahan Pemandangan Kawasan Taman Nasional Gunung Bromo dan Semeru Jawa Timur

Porter atau pemandu pendakian di Gunung Rinjani Lombok NTB
 
2. Sumber Bahan Mineral Dasar Pasir dan Batu serta Belerang > Gunung berapi ketika meletus mengeluarkan batuan dan juga pasir yang jika dijual harganya cukup tinggi. Hal ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menjual pasir dan batu tersebut sebagai bahan dasar bangunan. Selain itu ada bahan-bahan tambang mineral yang didapat di gunung berapi seperti Belerang yang pemanfaatannya juga sangat besar bagi industri.

 Tambang Pasir dan Batu di Lereng Gunung Merapi Jawa Tengah
 
Tambang Belerang di Kawah Ijen Jawa Timur

3. Kawasan pegunungan berapi aktif memiliki potensi digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal [panas bumi]. Indonesia yang kaya akan panas bumi, sudah selayaknya kita memanfaatkan tenaga panas bumi ini untuk menjadi pemasok listrik bagi negara kita yang ketergantungan sumberdaya listriknya sangat tinggi kepada bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara [menimbulkan pencemaran udara dan gangguan kesehatan]. Sumber energi panas bumi yang diolah oleh PLTG [Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal] ini lebih ramah dan tidak mencemari lingkungan. Potensi geothermal yang besar di Indonesia karena letak negara kita di cincin api dunia [ring of fire] yang banyak memiliki gunung berapi aktif  belum dimanfaatkan oleh kita secara optimal. Filipina dan Jepang tercatat sebagai negara yang paling banyak memanfaatkan sumber geothermal ini untuk listrik. 

 PLTG Kemojang di Jawa Barat

4. Kesuburan Tanah Tinggi > seperti yang kita ketahui, dengan adanya siklus letusan gunung berapi, sebenarnya jika berpikir positif maka letusan tersebut dapat kita maknai sebagai anugerah Tuhan kepada manusia. Letusan sebuah gunung berapi dengan skala apapun pada akhirnya akan membawa manfaat positif di masa mendatang. Magma atau lava yang ada di gunung berapi mengandung banyak mineral yang diperlukan makhluk hidup. Ketika materi ini keluar, berarti mineral di permukaan bumi kembali disegarkan oleh hasil letusan tersebut. Memang saat letusan terjadi, makhluk hidup akan dirugikan dengan adanya material letusan saat itu seperti debu vulkanik, piroklastik [awan panas] atau lahar dingin, namun dalam beberapa tahun ke depan, material yang terlontar tersebut ketika mengendap dan diserap oleh tanah, akan menjadi pupuk alami yang luar biasa bermanfaat mengembalikan kembali kesuburan tanah tersebut. Dampaknya secara ekonomi, masyarakat dapat mendapatkan hasil pertanian, perkebunan dan buah-buahan yang melimpah dan kebutuhan pangan masyarakat tercukupi. Lihatlah negara-negara yang memiliki gunung berapi aktif di dunia, kebanyakan negara-negara ini mengandalkan sektor agraris/pertanian sebagai andalan utama produk negara mereka.

 Petani di lereng Gunung Ciremai Jawa Barat

Perkebunan di lereng Gunung Kerinci Sumatera Barat

5. Sumber Mata Air yang cukup penting bagi kawasan. Gunung berapi merupakan kawasan konservasi yang dilindungi oleh undang-undang. Di berbagai negara, kawasan ini dijadikan kawasan perlindungan alam untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. Dengan adanya peraturan dan undang-undang ini maka kawasan gunung dipenuhi oleh tanaman dan pepohonan yang sengaja dilindungi supaya tidak dieksploitasi oleh manusia. Jika di suatu kawasan memiliki kerapatan vegetasi yang tinggi, maka kawasan tersebut akan menjadi kawasan resapan air yang sangat baik, sehingga menjadi wilayah tangkapan air hujan yang maksimal. Wilayah gunung yang dingin cocok menjadi area kondensasi yang baik bagi hujan untuk turun di wilayah ini. Air hujan yang turun tersebut kemudian diserap oleh tanah yang dan disimpan oleh tanah tersebut sehingga muncul banyak mata air di kawasan gunung tersebut. Mata air bersih ini akan mengalir menuju ke kawasan dataran rendah sebagai dalam bentuk sungai. Kemudian air sungai inilah nantinya yang akan dikonsumsi oleh masyarakat menjadi air minum, air PAM, dan air konsumsi yang lain. Dengan kata lain keberadaan gunung menjadi media terjadinya siklus hidrologi yang penting bagi ketersediaan air bagi mahkluk hidup.

6. Kawasan Cagar Alam > Kawasan Cagar Alam yang telah diatur di kawasan gunung berapi telah menjadi kawasan lindung sekaligus kawasan wisata, oleh karena itu maka banyak kawasan gunung berapi dijadikan perlindungan satwa langka dan dilindungi speciesnya dari kepunahan. Tercatat ada beberapa kawasan taman nasional gunung berapi menjadi habitat perlindungan satwa seperti harimau, macan, burung elang, banteng, dll. Seperti misalnya elang jawa yang sangat langka saat ini, dilindungi di taman nasional Gunung Merapi dan Merbabu di Propinsi DIY dan Jawa Tengah. Barangsiapa yang melakukan perburuan hewan-hewan tersebut di area taman nasional gunung berapi dapat diancam dengan hukuman penjara. Hal ini menunjukkan usaha negara dalam menjaga kelestarian lingkungan serta memberikan kesadaran masyarakat bahwa kawasan gunung berapi merupakan salah satu lokasi yang harus terus dipelihara unsur alaminya, karena itu semua akan mendatangkan manfaat yang sangat besar bagi semua makhluk hidup di sekitarnya 
 
 Elang Jawa di Taman Nasional Gunung Merapi Merbabu Propinsi DIY Jawa Tengah

Jika kita bahas lebih jauh lagi terdapat banyak sekali dampak yang positif dari sebuah gunung berapi, namun dampak negatifnya juga ada ketika sebuah gunung berapi meletus dan tidak kalah menarik. Sebuah letusan Gunung Tambora 1815 kala itu dampaknya mencakup area yang sangat luas dan menjangkau daratan Eropa dan Amerika. Untuk lebih jelasl lagi tentang Vulkanologi, maka dapat kalian membaca artikel-artikel pendukung dan video pendukung sebagai berikut :

a. Artikel Letusan Gunung Tambora 1815 [https://www.4shared.com/s/fZcSNCWgGea]
b. Artikel Letusan Gunung Krakatau 1883 [https://www.4shared.com/s/fATzzArk3ca]
c. Vulkanologi Bagian 1 [https://youtu.be/t9iqCiOaK6M]

C. Gempa Bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi kita yang menjadi salah satu bencana cukup mematikan dan menghancurkan. Gempa bumi terjadi oleh berbagai faktor penyebab diantaranya adalah :
a. Aktivitas Gunung Berapi / Vulkanisme dimana ketika ada aktivitas gunung berapi yang semakin tinggi biasanya diiringi oleh tingginya getaran di sekitar gunung berapi tersebut karena adanya pergerakan magma di bawah permukaan bumi kita menuju ke permukaan bumi. Gempa yang seperti ini kita sebut sebagai gempa bumi vulkanik. Gempa bumi ini tidak terlalu merusak dan area cakupan lokasi di sekitar gunung berapi tersebut.


b. Pergerakan Lempeng Bumi / Tektonisme juga menimbulkan adanya getaran karena dengan adanya lempeng bumi yang saling bertabrakan [konvergen] atau bergesekan [sesar] atau bahkan berpisah [divergen] tentu menyebabkan wilayah sekitarnya bergetar. Gempa yang disebabkan karena Tektonisme ini kita sebut sebagai gempa Tektonik. Gempa jenis inilah yang paling sering dijumpai dan lebih banyak menimbulkan kerugian besar bagi manusia
Skala pengukuran gempa saat ini yang paling banyak digunakan adalah skala Richter dengan tingkat skala maksimal 10. Alat pemantau dari getaran gempa yang digunakan disebut Seismograf. Skala ini paling banyak digunakan karena memiliki tingkat keakuratan yang cukup tinggi.

3. Gempa Runtuhan adalah gempa yang disebabkan bukan karena aktivitas magma, melainkan oleh aktivitas di permukaan bumi seperti adanya gedung runtuh, tanah longsor, ledakan bom yang besar, dan adanya faktor ekstraterestrial dari luar angkasa. 


Gempa bumi terjadi dalam hitungan menit bahkan banyak pula yang dalam hitungan detik, namun dampak yang dirasakan sangat luar biasa merugikan. Dampak merugikan yang terjadi diantaranya adalah :
1. Adanya Kerusakan Infrastruktur seperti jalan, jembatan, gedung, sarana listrik, pipa gas dll. Hal ini tentu sangat merugikan sekali dan membuat berbagai aktivitas manusia lumpuh.Selain itu dampak yang dirasakan adalah kehilangan harta benda manusia karena tertimbun oleh bangunan.


2. Adanya korban jiwa maupun fisik bagi manusia jika tertimpa reruntuhan bangunan. Getaran dari gempa bumi sebenarnya tidak membunuh, namun karena benda-benda buatan manusia sendirilah yang menyebabkan banyak orang meninggal karena tertimpa material bangunan seperti tembok, genting atau hiasan rumah atau lampu dll. Oleh karena itu mengapa masyarakat di Jepang membuat rumah dengan konstruksi yang ringan salah satunya untuk mengurangi potensi melukai atau membunuh penghuni rumah dan juga jika memperbaiki karena rusak, tidak akan memerlukan biaya yang besar.


3. Adanya dampak psikologis yaitu trauma yang mendalam bahkan stres akibat kehilangan anggota keluarga ataupun karena kehilangan harta benda yang menjadi miliknya.Usaha manusia dalam proses membuat rumah yang lama namun kemudian harus hancur karena gempa yang terjadi dalam beberapa detik membuat manusia secara psikologis mengalami goncangan kejiwaan, sehingga perlunya masyarakat diberi ketenangan dan ketabahan dalam menghadapi situasi tersebut.


4. Rusaknya struktur tanah yang menyebabkan rusaknya sumur-sumur warga untuk menghasilkan air bersih.Getaran gempa seringkali menimbulkan lapisan tanah kita terganggu sehingga ada sumur yang tertutup tanah dan airnya menjadi keruh dan kotor dan tidak bisa dikonsumsi. Oleh karena itu perlunya dicek kondisi sumur-sumur setelah gempa terjadi.



5. Terjadinya Gelombang Tsunami jika gempa tersebut terjadi di lautan dengan skala yang besar. Tsunami ini bisa bersifat merusak dan membunuh. Tsunami berasal dari Bahasa Jepang yang artinya Tsu-Pelabuhan dan nami-Gelombang ini terjadi akibat ketidakstabilan air laut akibat adanya goncangan atau faktor yang lain di dalam air. Gempa tektonik besar di dasar samudera bisa menyebabkan ini terjadi, kemudian letusan sebuah gunung berapi di lautan dimana materialnya runtuh ke laut bisa pula menimbulkan gelombang Tsunami. Tercatat sampai saat ini jumlah korban jiwa terbesar karena tsunami adalah 250 ribu jiwa, terjadi karena gempa dengan skala 9,1 melanda Barat Daya Aceh 26 Desember 2004.   


Tsunami merupakan guncangan air yang terjadi di lautan yang menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang tinggi yang mengahancurkan kawasan pesisir. Tsunami merupakan bukan merupakan bencana tunggal melainkan tsunami menjadi dampak/akibat dari sebuah bencana lain. Beberapa hal dapat menimbulkan terjadinya gelombang tsunami ini diantaranya adalah :

Gempa bumi tektonik di tengah lautan yang menyebabkan perubahan struktur di dasar laut, sehingga menyebabkan air terguncang dengan keras. Beberapa tsunami raksasan terjadi karena faktor ini seperti kasus Tsunami di pantai Sendai Jepang, atau Mega-Tsunami di Pantai Asia Tenggara yang sumbernya dari lepas pantai Aceh tahun 2004.


Letusan gunung berapi di tengah laut yang menghasilkan longsoran material ke lautan juga berpotensi menghasilkan tsunami dahsyat. Kejadian letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 membuktikan bahwa sebagian besar manusia menjadi korban jiwa akibat tsunami yang terjadi membawa kehancuran desa-desa di kawasan pesisir pantai di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Tercatat korban jiwa tewas saat itu mencapai 36.000 jiwa. Bisa dibayangkan betapa besar jumlah korban jiwa saat itu dan apabila terjadi kembali saat ini dimana populasi penduduk daerah tersebut sudah sangat padat.



Adanya hempasan material ekstraterestrial ke laut juga dapat menyebabkan tsunami besar. Tercatat bahwa pada masa Dinosaurus para ahli bencana meyakini salah satu teori kepunahan yang terjadi pada species ini disebabkan adanya hantaman benda angkasa yang kemudian menjadi sebuah gelombang tsunami raksasa yang menenggelamkan mereka semua. 



Longsoran material Es di tengah laut juga dapat menjadi penyebab lain terjadinya gelombang tsunami. Beberapa kejadian tercatat di beberapa kota di wilayah Skandinavia telah terjadi tsunami kecil karena adanya longsoran es di lautan yang kemudian menghasilkan gelombang yang merusak pemukiman warga di pantai. Jika material es tersebut besar maka gelombang tsunami juga akan membesar. 


Untuk memantau pergerakan dari tsunami dan juga menjadi bagian dari usaha manusia menciptakan Early Warning System Tsunami maka di lepas pantai dipasang peralatan Buoy yang dapat memberikan informasi jika ada tinggi muka air laut yang tidak wajar. Informasi tersebut akan dikirim ke satelit untuk kemudian diteruskan ke stasiun pemantau di darat yang akan memutuskan evakuasi kepada warga apakah perlu dilakukan. Jika memang gelombang yang tercipta besar maka segera mungkin stasiun pemantau akan menyalakan alarm di kota sebagai tanda bahwa masyarakat harus dievakuasi untuk menghindari korban jiwa yang besar.