Cari Blog Ini

Rabu, 11 November 2020

GEOGRAFI EKONOMI

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari bumi beserta isinya [Fisik Bumi, Manusia, Flora, Fauna] dan interaksi yang terjadi di dalamnya. Geografi kemudian dibagi menjadi 2 yaitu Geografi Fisik dan Geografi Manusia. Geografi Fisik yaitu cabang ilmu Geografi yang obyek pokoknya membahas tentang gejala fisik dari permukaan bumi. Sedangkan Geografi Manusia adalah cabang geografi yang bidang studinya mencakup aspek manusia sebagai obyek pokoknya.

GEOGRAFI EKONOMI

Jika kita membicarakan Geografi Manusia maka banyak hal hal yang terkait dengan cabang ilmu Geografi Manusia ini, dimana obyek pokok manusia menghasilkan berbagai tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan hidupnya, bisa mencakup aktivitas sosial, budaya, ekonomi dan lain-lainnya. Oleh karena itu maka Geografi Ekonomi merupakan sub kajian Geografi Manusia yang khusus membahas bagaimana Kajian Kewilayahan / Geografis turut mempengaruhi kegiatan Ekonomi manusia. Dalam definisinya menjadi Cabang Ilmu Pengetahuan Dari Geografi Manusia yang mempelajari variasi daerah di permukaan bumi tempat manusia melakukan aktivitas ekonomi yang berhubungan dengan Produksi, Distribusi dan Konsumsi barang atau jasa. [Alexander & Gibson]


SEJARAH PERKEMBANGAN GEOGRAFI EKONOMI

SEVEN CHINESSE MAP > Sejarah perkembangan Geografi secara umum terjadi pada sejarah peradaban Cina pada 400SM dimana Dinasty Qin merelease Peta Cina pertama sebagai bentuk mimpi nya mempersatukan wilayah ini. Peta kuno yang dikenal dengan sebutan Seven Chinesse Map ini menjadi cikal bakal konsep pemetaan wilayah di masa depan. Hal ini menunjukkan pemahaman spasial dari masyarakat jaman dahulu sudah terbentuk dan terbukti membawa keberhasilan bagi penggunanya dalam mengenal wilayah atau negaranya. Dengan peta ini Dinasti Qin berhasil mengenal seluk beluk wilayahnya dengan baik dan pada akhirnya mampu membuat kebijakan kebijakan baik bagi kerajaannya termasuk strategi milietrnya mengusai seluruh wilayah musuh. Sejarah perkembangan pemetaan geografis kemudian bergeser ke Eropa. 


SISTEM MERCHANTILISME > Berakhirnya dominasi imperium Romawi saat itu telah melahirkan sistem Feodalistik di masyarakat Eropa. Sistem ini membuat mereka menjadi kawasan yang tertutup dan terasing, sangat kontras dengan apa yang terjadi di Asia yang jauh lebih maju dan modern saat itu. Sistem Feodalistik yang diterapkan menyebabkan masyarakat mengembangkan ekonomi terbatas yaitu kegiatan mengelola lahan dan perdagangan juga dilakukan terbatas karena ruang lingkup wilayah yang sempit. 


Kendali ekonomi hanya berkutat pada para elit bangsawan Eropa dengan Kastil Kastil besarnya dalam mengelola kegiatan ekonomi yang sempit itu, pemenuhan kebutuhan dilakukan secara mandiri di setiap lingkungan kastil, sehingga di masa itu volume perdagangan antar wilayah sangat kecil dan tidak berkembang. Di Asia justru arus mobilisasi perdagangan antar wilayah sangat pesat dan maju, pedagang Arab sudah mampu menjangkau Asia Tenggara untuk berdagang, Pedagang Cina sudah melakukan perjalanan ke India untuk berdagang.


Adanya Perang Salib di periode tahun 1100-an membuat masyarakat di Eropa mulai bersatu. Mereka yang awalnya hidup terkotak kotak dalam sistem Feodalisme mulai berani menjelajah ke wilayah lain yang lebih jauh karena adanya semangat berjuang bersama atas dasar agama. Dikuasainya kota Yerusalem oleh Turki Seljuk saat itu membuat kerajaan kerajaan di Eropa yang menganut Kristen melakukan perlawanan bersama dalam bentuk ekspansi gabungan tentara salib dari daratan Eropa ke Asia Barat, hal ini secara tidak sadar telah mendorong mental berpetualang masyarakat Eropa mulai terbentuk kembali seperti saat Romawi berjaya di Eropa, Asia dan Afrika Utara.


Saat Konstantinopel [Istambul] dikuasai oleh Dinasti Ottoman Turki saat itu, semakin membuat masyarakat Eropa terpaksa harus mencari sumberdaya rempah-rempah langsung ke penjual utamanya yaitu India. Kota Konstantinopel ini dikenal sebagai hub penting dalam perdagangan rempah dunia saat itu, dimana pasokan rempah rempah dari Asia mengalir ke Eropa melalui perjalanan darat dan didistribusikan lebih luas melalui kota ini, sehingga kota ini menjadi kota dagang utama yang kedudukannya penting sekali bagi masyarakat Eropa saat itu. 


Paska Perang Salib selesai dan adanya penguasaan Konstantinopel, ekspedisi-ekspedisi pelayaran Eropa selanjutnya menjadi semakin jauh yaitu menuju ke India. Ekspedisi jauh ini tentu membutuhkan dukungan dari teknologi perkapalan dan juga pengetahuan tentang pemetaan yang baik supaya mereka bisa berlayar jauh menjangkau wilayah Asia Selatan. Portugis adalah bangsa Eropa yang pertama mampu mencapai India melalui jalur Timurnya diikuti Spanyol dengan Jalur Baratnya dan kemudian menyusul Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, Belgia dll. Hal inilah yang membuat ilmu geografi semakin berkembang pesat. Penggunaan peta semakin berkembang tidak hanya sebatas menjadi petunjuk pelayaran [navigasi] namun peta menuntun mereka mencari sumber daya alam lain sekaligus menjadi penanda akan adanya potensi potensi lainnya yang bisa mereka kuasai.

Pada periode abad 16-17, pergeseran tujuan melakukan perjalanan jauh pun mulai tampak dengan adanya persaingan antar kerajaan kerajaan di Eropa saat itu. Mereka mulai berorientasi kepada 3 tujuan utama yaitu GOLD GLORY GOSPEL dalam melakukan ekspedisinya, karena adanya keinginan besar memupuk kekayaan yang besar yang akan membuat gengsi kerajaan mereka menjadi melambung. 


Ekspedisi yang awalnya mencari rempah rempah sebagai bagian dari komoditas utama, mulai melebar kepada eksploitasi sumber daya mineral berharga seperti emas, perak, perunggu dan permata serta logam mulia. Disinilah paham Merchantilisme mulai tampak dengan semakin meruncingnya persaingan dagang diantara mereka. Paham ini semakin berkembang dengan ciri-ciri :

1. Orientasi setiap negara atau kerajaan adalah menigkatkan aset dan modal yang mereka miliki masing-masing. Aset ini awalnya berupa komoditas perdagangan [seperti rempah-rempah, teh, gula, kopi, dll] dan juga mineral berharga seperti emas, perak, batu mulia dll.


2. Sebesar besarnya melakukan eksport dan mengurangi import, karena setiap negara bersaing ketat sehingga membeli barang dari luar negaranya pasti akan terkena biaya yang tinggi, oleh karena itu setiap negara secara mandiri menyimpan dan mengeksploitasi sumberdayanya.


3. Maraknya praktek Monopoli Dagang di pelabuhan pelabuhan utama yang mereka kuasai > hal ini dilakukan agar meminimalisir kerugian dan menaikkan keuntungan bagi penguasa pelabuhan tersebut. Mereka juga menerapkan biaya masuk yang tinggi atas produk pesaing mereka, sehingga pesaing mereka pelan pelan akan mati atau meninggalkan wilayah tersebut.


4. Terjadinya perang antar Kerajaan Eropa dalam memperebutkan sumberdaya > contohnya ketika EIC Inggris melakukan perang dengan Perwakilan Dagang Portugis di India saat itu, demi praktek monopoli dagang oleh Inggris di India. Peperangan ini menyeret penguasa lokal atau pribumi ikut terlibat dalam peperangan, sehingga terkadang terjadi perpecahan di kalangan penduduk asli. Kemudian konflik dengan Perancis dan serikat dagang negara lain juga terjadi di wilayah koloni masing-masing dimana mereka saling memperebutkan wilayah monopoli mereka.


5. Terbukanya jalur perdagangan ke pedalaman > dengan meningkatnya persaingan dan semakin tingginya kebutuhan komoditas sumberdaya, maka banyak dari kerajaan-Kerajaan Eropa ini memperluas cakupan penguasaan mereka masuk sampai ke wilayah pedalaman sekalipun. Wilayah-wilayah yang tadinya terisolir jauh dari peradaban dan perkembangan sekarang menjadi lebih maju dan berkembang.

PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI

Sejak James Watt menemukan mesin uap dan ditemukannya banyak hal hal penting dalam ilmu pengetahuan ternyata mendorong manusia memproduksi barang dalam jumlah yang besar dan menjadi komoditas perdagangan baru. Disinilah peran mesin mesin mulai hadir dalam kegiatan industri sehingga mendorong tingkat produksi yang lebih besar dibanding sebelumnya oleh manusia. Hal ini mendorong persaingan dagang menjadi lebih besar dan lebih sengit. Di masa ini persaingan mendapatkan bahan mentah dan sekaligus pasar dari hasil produksi mereka kian terasa. Negara negara Eropa ini berlomba lomba mengeksploitase koloninya sebagai sumber bahan baku sekaligus pasar bagi produk mereka.

Tingkat persaingan yang cukup tinggi ini menyebabkan pelan pelan menyeret mereka ke permusuhan dan konflik terbuka dan pada akhirnya melahirkan bibit bibit perpecahan dan perang. Perang Dunia I terjadi sebagai bentuk adanya persaingan mendapatkan bahan baku industri saat itu. Disusul Perang Dunia ke II juga memiliki kisah klasik latar belakang masalah yang tidak jauh berbeda dengan situasi PD I. 

Akibat Perang Dunia II maka terjadi kerusakan parah baik di kawasan Eropa, Asia dan Afrika. Pihak pemenang perang yaitu Sekutu dalam hal ini Amerika serikat menggelontorkan uang dalam jumlah yang besar demi membangun kembali Eropa yang hancur lebur dilanda perang. Bantuan Keuangan berupa Program Marshall Plan diberikan untuk menyokong ekonomi Eropa agar bangkit kembali. Penggunaan uang diatur dan diawasi ketat oleh Amerika sendiri sebagi negara pemberi pinjaman, sehingga negara negara Eropa tersbeut harus bisa menggunakan uang tersebut se-efisien mungkin untuk pembangunan. Oleh karena itu di masa inilah kajian Geografis dalam pembangunan Ekonomi mulai dilirik dan dikembangkan. 

Negara-negara ini tidak mungkin melakukan pembangunan menyeluruh negara nya paska perang akibat sumber keuangan yang terbatas dan paling besar bersumber dari hutang, mereka harus memilih skala prioritas apa yang mungkin mereka bangun terlebih dahulu sehingga roda ekonomi bisa berjalan. Sehingga kajian kajian wilayah strategis yang dibangun dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan Geografis menjadi sering digunakan mengingat keterbatasan anggaran tersebut.

PERKEMBANGAN DI ERA MODERN

Dengan semakin maraknya kajian mengenai keruangan berikut dampaknya dalam berbagai sektor kehidupan manusia, menempatkan pendekatan geogragfis dengan analisa spasial, ekologi dan kompleks wilayah menjadi mutlak diperlukan dalam setiap penyusunan konsep pembagunan wilayah termasuk ekonomi. Kegiatan ekonomi di era modern saat ini tidak bisa berdiri sendiri sebagai sebuah disiplin ilmu melainkan membutuhkan ilmu pendukung lainnya seperti Geografi sebagai bagian penting dalam mengasah ketajaman analisa terhadap suatu peluang bisnis di suatu lokasi. Jika di jaman dahulu pertimbangan bisnis lebih menekankan kepada aspek produksi, distisbusi dan konsumsi, maka saat ini disetiap aspek tersebut masuklah unsur spasial atau keruangan dalam membantu mengurai situasi sekaligus peluang yang ada dari suatu kegiatan ekonomi. Pertimbangan bisnis yang dulu hanya melihat produk dan konsumen, saat ini mulai dikembangkan dalam sudut pandang spasial yaitu dimana produk akan diproduksi akan terkait dengan jarak ke toko, jarak ke pelabuhan, jarak ke bandara, jarak ke perumahan terdekat atau konsumennya, sehingga dari sana produsen akan memperoleh keuntungan berlipat jika secara spasial unsur unsur tersebut dapat dipenuhi.


ANALISA PENDUKUNG DALAM GEOGRAFI EKONOMI

Analisa Aspek Regional > Analisa ini mempertimbangkan bagaimana kondisi kawasan Regional yang terjadi apakah memiliki pengaruh bagi lokasi kita atau tidak. Misalnya ketika ingin mengembangkan Kelapa Sawit di suatu kawasan maka kita perlu melihat sejauh mana prospek kelapa sawit ini di kawasan ini, apakah kita memiliki pesaing di suatu lokasi kawasan? apakah daya beli masyarakat di kawasan juga cukup baik dalam menyerap hasil kelapa sawit tersebut, kemudian industri pendukung lain apakah tersedia di kawasan tersebut, bagaimana dengan jalinan distribusi di kawasan tersebut dan juga bagaimana pola kebijakan ekonomi di kawasan terhadap kelapa sawit tersebut. Dalam konteks perdagangan maka melihat dinamika yang terjadi di kawasan menjadi penting tidak hanya melihat dari sisi mikro, karena bisa menjadi penentu sukses atau tidaknya kegiatan ekonomi yang kita lakukan. 

Analisa Aspek Behavioral / Psikologis > menganalisa Tingkah Laku Manusia yaitu perasaan, cara berfikir dan budaya yang berbeda-beda di setiap manusia atau masyarakat karena perbedaan lokasi Geografis. Dalam kegiatan ekonomi sudah menjadi keharusan bagi pelaku ekonomi melihat aspek Perilaku menjadi bagian yang fundamental yang mempengaruhi aktivitas bisnis mereka. Misalnya kita akan mengadakan promosi produk di kawasan pantai dengan di kawasan pegunungan. Kebiasaan masyarakat perlu kita cermati karena terkait dengan budaya dan keseharian mereka. Di kawasan pantai misalnya ketika kita mendirikan usaha jual beli alat pertanian, mungkin akan terkesan tidak efektif mengingat budaya dan kebiasaan masyarakat pantai yang berprofesi sebagai nelayan. Demikian pula sebaliknya jika kita menawarkan barang berupa selimut cantik yang tipis, tidak akan laku keras jika kita tawarkan atau pasarkan ke masyarakat di pegunungan yang dingin.



Analisa Aspek Historis > Analisa ini meneliti tentang aspek sejarah dari perkembangan dan distribusi aktivitas ekonomi. Dalam analisa ini digunakan data berupa time series untuk memetakan perpindahan pusat ekonomi, jalur perdagangan, dan tren spesialisasi pekerjaan di waktu yang berbeda. Pemetaan perpindahan pusat ekonomi menjadi penting untuk diperhitungkan karena menyangkut tren yang terjadi dan juga perkembangan di masa depan yang bisa kita antisipasi. 

Contohnya dahulu jalur perdagangan awalnya selalu melalui kota utama seperti Malaka, namun seiring dengan jatuhnya Malaka ke Portugis menyebabkan pola perdagangan bergeser melalui bagian barat Sumatera, hal ini membuat kota kota di pesisisr barat Sumatera seperti Padang, Bengkulu, Natal menjadi ramai. Selat Malaka menjadi lebih sepi dibandingkan sebelumnya karena adanya Portugis di sana, sehingga muncullah pusat ekonomi baru selain Malaka.

Contoh perubahan tren spesialisasi pekerjaan adalah ketika kawasan pesisir Jawa yang awalnya didominasi oleh sektor nelayan perikanan laut, pelan pelan masyarakat pesisir mulai mengenal aktivitas perdagangan antar pulau dengan semakin maraknya volume tranportasi barang dan jasa. Mereka beralih profesi karena hal ini akan menghasilkan harapan pendapatan yang semakin baik dibanding nelayan. Perubahan ini terjadi di suatu kawasan dan bisa mempengaruhi kawasan lainnya. Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan didalam kita memproyeksikan situasi masa depan terkait dengan bisnis atau jasa yang akan kita kembangkan di wilayah tersebut.

Contoh lain misalnya saat ini dengan semakin maraknya teknologi, membuat masyarakat beralih ke tren perkerjaan berbasis media dibandingkan sebelumnya. Apalagi dengan situasi Covid19 ini masyarakat dituntut bekerja dan sekolah dari rumah, otomatis paparan terhadap gadget dan media elektornik menjadi lebih besar, sehingga banyak dijumpai vlogger atau youtuber sebagai bagian dari profesi baru yang sedang digemari. Dahulu sebelum pandemi mungkin profesi ini tidak terlalu membuat orang tertarik menjalaninya dan menikmatinya, namun saat ini profesi ini sedang disukai dan menjadi tren baru di masyarakat kita. 

Analisa Aspek Behavioral > Seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan keruangan menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi sikap, kebiasaan dan budaya di masyarakat secara baik sosial, politik maupun yang lainnya. Seperti yang pernah disinggung dalam pendekatan Geografis bahwa dalam spacial context disebutkan di dalam ruang hidupnya bisa terjadi alam akan mempengaruhi manusia. Geografi Ekonomi juga memandang hal ini menjadi penting sebagai bagian dari pertimbangan pemilihan lokasi ekonomi karena manusia menjadi obyek dan subyek dari ekonomi itu sendiri. Manusia mengadakan kegiatan Produksi, Distribusi dan Konsumsi juga demi pemenuhan kebutuhannya sendiri. Analisa Aspek Behavioral ini akan melihat tingkah laku manusia yang meliputi perasaan, cara berpikir, dan budaya yang berbeda beda terkait lokasi hidupnya menjadi hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pengembangan kawasan ekonomi. 


Contoh ketika Pemerintah akan mengembangkan sebuah pelabuhan di kawasan Pesisir yang dihuni oleh nelayan sejak lama. Pendekatan yang dilakukan harus memperhatikan karakter masyarakat setempat yang dikenal temperamen, mudah emosi dll mengingat temoat tinggal mereka di kawasan tersebut. Tidak dipungkiri memang situasi alam yang sulit, pekerjaan yang berat dan menantang kerap menjadikan masyarakat pesisir identik dengan karakter yang keras dan temperamen. Oleh karena itu pendekatan yang dilakukan juga harus selaras dan sesuai agar maksud dan tujuan dapat dicapai.

Pendekatan yang berbeda misalnya terjadi di kota besar, dimana akan dikembangkan menjadi sebuah kawasan ekonomi baru semacam CBD. Di daerah ini terpaksa harus melakukan negosisasi terkait dengan dampak lingkungan yang terjadi. Oleh karena itu mengingat karakter masyarakat kota yang kritis dan banyak yang memiliki background intelektual tinggi maka diperlukan pendekatan yang berbeda dengan di pedesaan atau pantai.    

Contoh lain ketika Pemerintah mendirikan Bandara bandara di berbagai wilayah Indonesia. Pemerintah mewajibkan desain bandara menunjukkan ciri khas daerah masing masing, hal ini juga dilakukan supaya masyarakat didaerah tersebut bangga dan mencintai obyek pembangunan tersebut. Hal ini secara psikologis penting supaya pembangunan benar benar dirasakan oleh masyarakat melalui pendekatan budaya semacam ini. 

 

Atau contoh lain jika kita perhatikan desain gereja gereja di berbagai wilayah di Jawa banyak yang mengadopsi konsep bangunan tradisional agar jemaat merasa nyaman dan betah berada di gereja tersebut karena merasa agama telah menyatu dengan elemen budaya mereka. Juga ada masjid dengan desain arsitektur Tionghoa karena terletak di kawasan yang mayoritas Tionghoa. Pendekatan emosional melalui hal semacam ini penting juga sebagai pagar budaya kita sendiri supaya tidak hilang dan tetap lestari. Sehingga pembangunan ekonomi tetap bisa selaras dan memperhatikan elemen budaya, karakter dan sikap masyarakatnya.









 

Tidak ada komentar: