Cari Blog Ini

Minggu, 18 Oktober 2015

MEDIA INFORMASI KERUANGAN : PETA

Peta merupakan alat bantu yang sangat diandalkan manusia sejak dahulu dalam mengenali lingkungan hidupnya. Pada masa-masa penjelajahan samudera oleh para penjelajah Eropa menuju Asia, mereka menggunakan peta sederhana yang mereka peroleh, untuk menjelajah lautan yang jaraknya ribuan km. Dipadukan dengan kemampuan navigasi yang mereka pelajari secara turun menurun maka peta menjadi alat bantu yang sangat handal sekali dalam membantu mereka menentukan lokasi dan tujuan.

 Gambar Peta Kuno di jaman kekaisaran Cina

Oleh karena begitu besarnya peran dan fungsi alat bantu ini maka sudah selayaknya peta kita pelajari secara lebih mendalam agar kita bisa mengenal lingkungan kehidupan kita dengan lebih baik. Di dalam menghasilkan sebuah peta yang baik, Oleh karena itu kita perlu belajar sebuah bidang keilmuan yang sering disebut Kartografi. 
Kartografi adalah ilmu, seni dan teknik dalam pembuatan peta. Ilmu disini artinya banyak unsur pengetahuan yang masuk ketika kita ingin membuat sebuah peta, kita harus belajar bagaimana menghasilkan sebuah peta. Sebagai contohnya mereka harus mengkombinasikan beberapa ilmu penunjang dalam peta seperti matematika, sosial, sains dan ilmu yang lainnya untuk menjadi informasi yang bermanfaat dalam peta. 



Penggunaan ilmu matematika dalam peta

Sedangkan teknik merupakan cara-cara yang dikembangkan dalam menghasilkan peta. Cara-cara yang dipadu dengan penggunaan teknologi saat ini telah semakin memudahkan orang ketika membuat sebuah peta. Misalnya ketika orang ingin menghasilkan peta baru dari sebuah foto udara, maka dia harus mempelajari teknik memindahkan kenampakan foto ke tampilan digital gambar baru tersebut dengan cara manual ataupun dengan menggunakan teknologi komputer. 

Hasil digitasi sebuah foto udara dipadukan dalam tampilan peta digital

Sedangkan seni artinya dalam unsur menggambar sebuah peta diperlukan pula elemen seni sehingga peta yang dihasilkan menarik untuk dilihat dan menarik untuk diambil informasi penting di dalamnya. Peta-peta tematik terbaru saat ini sudah memiliki daya tarik seni yang cukup bagus, sehingga orang memiliki ketertarikan untuk melihat infomasi di dalamnya.

Contoh peta lokasi rumah makan yang di desain menarik untuk dilihat

Penggunaan peta yang cukup luas dan penting seharusnya juga diiringi dengan cara penyajian atau pembuatannya yang tidak sembarangan. Sebelum dibuat, informasi tersebut harus diolah secara matang terlebih dahulu agar pengguna tidak mendapatkan informasi yang salah. Manfaat yang bisa kita ambil dari sebuah peta sangat luas dan mencakup banyak aspek kehidupan.  
1. Dalam dunia militer, peta menjadi sangat penting karena akan digunakan untuk strategi perang mengalahkan musuh disamping melakukan strategi supaya mengurangi jatuhnya korban di pihak sendiri. Ketika menyerang musuh, seorang komandan militer akan berusaha sekuat mungkin mampu menghindari korban di pasukannya sendiri namun menghasilkan korban sebanyak mungkin di pihak musuh. Oleh karena itu informasi dalam peta harus akurat supaya dia dapat membuat strategi yang jitu dalam mengalahkan musuhnya.

Peta lokasi peperangan di Suriah 

Disamping itu dalam pertahanan sebuah negara, peta tentang garis batas negara juga sangat penting untuk dimengerti, karena menyangkut kedaulatan dan kehormatan sebuah negara. Setiap negara pasti tidak ingin wilayahnya dilewati atau dimasuki oleh negara lain dengan sembarangan. Maka dari itu perlu sekali setiap warga negara mengetahui betul batas wilayah negaranya dengan baik, supaya tidak terjadi : pencurian kekayaan alam negara, penyelundupan manusia, pencurian kayu hutan, pencurian ikan dan sumberdaya lainnya baik di lautan atau di tengah hutan perbatasan negara, yang dampaknya sangat merugikan dan mengancam pertahanan, keamanan dan ekonomi suatu negara.

Pencuri ikan di lautan ZEE Indonesia yang tertangkap oleh TNI-AL

Peta juga penting sekali dalam navigasi militer yaitu ketika para pilot pesawat tempur menentukan rute perjalanan atau rute serangan yang hendak dilakukan terhadap musuhnya. Dengan pemahaman peta dan navigasi yang baik, penerbangan dapat dilakukan secara efisien dan berdaya hancur yang tinggi dengan korban yang sangat maksimal di pihak musuh. Selain dunia penerbangan militer, penggunaan peta di darat dan lautan untuk navigasi militer juga sangat penting. Armada kapal perang tidak akan sukses memenangkan pertempuran di laut jika para komandan kapal perang tidak menguasai peta area laut dengan baik. Para komandan tempur di darat bisa menghasilkan korban di pihak sendiri yang besar jika tidak menguasai medan serta navigasi peta darat yang baik.



2. Dalam dunia sipil penggunaan peta sangat luas sekali. Penggunaan peta untuk membantu navigasi dalam penerbangan sipil misalnya, peta digunakan sebagai penuntun bagi pilot pesawat komersial menuju lokasi yang diinginkan ketika membawa penumpang. Hal ini dilakukan guna menghindari kecelakaan atau tersesat arah yang merugikan dan membahayakan.


Selain itu peta digunakan oleh para developer proyek pengembangan kawasan untuk membantu menentukan lokasi yang tepat bagi pengembangan kawasan perumahan, perkantoran, mal atau apartemen yang sedang mereka bangun supaya tepat sasaran dan memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara.


Peta digunakan pula oleh para wisatawan ketika melakukan perjalanan wisata menuju ke suatu obyek wisata sehingga tidak tersesat. Peta juga dapat digunakan oleh masyarakat umum ketika melakukan perjalanan dalam menentukan rute perjalanan terpendek atau ketika menghindari kemacetan di kota besar yang menguras banyak bahan bakar.   
 

Dalam menyajikan sebuah peta mengingat infomasi yang akan diberikan sangat penting maka penyajiannya juga harus memenuhi kaidah yaitu :
a.  Peta harus jelas, mudah dimengerti dan tidak membingungkan, yaitu ketika penggunaan arah mata angin atau informasi dalam peta harus memenuhi standar yang ditetapkan secara internasional sehingga memudahkan semua pengguna di dunia dalam mengakses infomasi di dalamnya.
b. Peta harus Konform & Equidistan yaitu sama persis dengan kenampakan aslinya, misalnya ketika membuat gambar peta pulau Jawa maka gambar di peta tersebut juga harus benar-benar sama dengan bentuk pulau Jawa aslinya. Equidistan artinya jarak yang dihasilkan jika dihitung dengan menggunakan skala akan sesuai dengan jarak yang diukur dengan sebenarnya di bumi.
c. Peta harus menarik, rapi dan bersih supaya orang yang menggunakan layanan peta dapat mengakses dengan baik dan jelas sehingga mendapat informasi sebanyak mungkin dari peta tersebut. Peta yang kotor dan lusuh pasti akan menyebabkan masalah bagi penggunanya dalam mengintepretasikan [membaca & menganalisa] informasi di dalamnya.

Supaya peta dapat diakses secara luas oleh berbagai kalangan secara mudah maka disepakati bersama, bahwa ketika membuat sebuah peta yang ideal atau peta yang baik, peta tersebut harus memiliki unsur penting. Unsur penting tersebut diantaranya harus memiliki :
1.Judul Peta > mencerminkan isi secara umum peta yang akan disajikan, seperti contoh berikut ini yaitu Peta Umum Tentang Wilayah Republik Indonesia



2.Skala > memberikan bantuan dalam penentuan bagi pengguna dalam menentukan jarak-jarak dalam peta tersebut. Skala merupakan perbandingan antara jarak di dalam peta dan jarak sesungguhnya di bumi. Skala dapat berupa skala angka contohnya : Peta Jawa dengan skala 1 : 5.000.000, Dan Skala Grafis yang digambarkan dengan diagram


3.Orientasi > memberikan patokan penting dalam melakukan penentuan arah dalam peta tersebut
4.Legenda > memberikan banyak simbol, singkatan dan informasi-informasi tanda yang penting dalam sebuah peta


Simbol dalam sebuh legenda ada beberapa bentuk yaitu simbol garis untuk kenampakan jalan, sungai, perbatasan, wilayah administrasi, rel kereta api. Simbol polygon/area untuk melambangkan hutan, lahan pertanian, perkebunan, pemukiman, ladang, rawa. Simbol titik digunakan sebagai penanda tempat yaitu berupa ibukota negara, ibukota kecamatan, atau Kota besar lain. Simbol gambar untuk menunjukkan kenampakan khusus misal bandara, pelabuhan, gunung berapi, rumah sakit, dll.
5.Garis Astronomis > yaitu membantu memberikan patokan dalam menentukan koordinat astronomis bagi para penggunanya.


6.Sumber/Nama Pembuat Peta dan Tahun Pembuatan > supaya mengetahui siapa instansi atau orang yang menjadi sumber data, sumber informasi dari peta tersebut. Darimana data berasal dan kapan data dihasilkan penting untuk menjadi dasar apakah peta ini disajikan secara sembarangan atau resmi, formal atau tidak formal, terbaru atau lama. Hasil ini menentukan keakuratan informasi yang dihasilkan untuk saat ini. Sebagai contoh kita tidak mungkin menggunakan peta jaman kolonial tahun 1800-an ketika akan mengembangkan kawasan pemukiman di perkotaan misalnya, karena peta tersebut terlalu lama dan tidak up to date dengan dinamika perkembangan kota saat ini yang begitu pesat.
7.Inset > menunjukkan lokasi yang dipetakan [secara lebih kecil atau lebih besar] terhadap lokasi sekitarnya. Misalnya inset dari Pulau Bangka Belitung ada dalam peta Sumatera karena Bangka Belitung terlalu kecil, maka diperlukan inset supaya terlihat lebih besar.   

Peta dibuat untuk berbagai kepentingan, ada kepentingan untuk sipil ataupun militer. Ada beberapa metode/teknik yang dikembangkan dalam pembuatan sebuah peta. Pada awalnya, mau tidak mau semua peta dihasilkan dengan metode survey terestrial. Survey ini terpaksa harus dilakukan untuk melihat kenampakan secara langsung oleh pembuat ketika akan menggambarkan lokasi tersebut karena masih terbatasnya teknologi saat itu. Pada perkembangan saat ini survey ini juga masih banyak dilakukan, mengingat tergantung jenis peta yang akan dihasilkan. Jika peta-peta yang diperlukan memiliki tingkat skala yang besar maka survey terestrial semacam ini cocok dan masih diperlukan.


 
Adanya perkembangan teknologi kamera dan penerbangan yang pesat telah membantu manusia dalam mengamati lingkungan kehidupannya. Perkembangan itu telah menghasilkan metode pemetaan dengan pemanfatan foto udara sebagai dasar pembuatan peta. Kenampakan di permukaan bumi akan dipotret dengan wahana pesawat atau helikopter atau drone, untuk kemudian data disimpan dan diolah lebih lanjut untuk menjadi sebuah peta. Metode ini akan jauh lebih efisien dan hemat dibandingkan jika kita menggunakan tenaga manusia untuk melakukan survey secara terestrial yang pasti akan menghabiskan waktu, biaya dan tenaga yang lebih besar untuk peta skala kecil.


Semakin berkembangnya teknologi dalam antariksa juga memicu adanya wahana baru dalam mendapatkan gambar kenampakan permukaan maupun dalam bumi. Manusia kini dapat memperoleh cakupan gambar yang jauh lebih luas dengan metode penggunaan citra satelit. Beberapa satelit memang di desain khusus untuk berfungsi sebagai kepanjangan mata manusia dalam melihat bumi. Sebagai contoh adalah satelit Landsat milik Amerika Serikat yang berfungsi memetakan kenampakan lahan di permukaan bumi, Satelit Cosmos yang melegenda milik Rusia yang menjadi satelit mata-mata militer di era Soviet dahulu, dan satelit Lapan milik Indonesia yang akhir-akhir ini diluncurkan untuk memantau dam memetakan perairan Indonesia.
 
Hasil pengambilan gambar satelit Landsat

Jika di era 1600-1800 an manusia mengatakan "siapa yang menguasai lautan akan menguasai dunia", maka saat ini era tersebut telah berubah menjadi "siapa menguasai angkasa, dialah penguasa dunia". Di angkasa kita bisa leluasa mengamati permukaan bumi kita dengan lebih jelas. Satelit-satelit pengamat bumi ini ditempatkan di ketinggian 400 hingga 800 km di atas permukaan bumi yang menjadikan alat ini mampu memiliki jangkauan menangkap obyek seluas ribuan kilometer. Semakin berkembangnya teknologi sensor yang dibawa dalam satelit juga semakin membuat satelit mampu menangkap gambar obyek dengan ketelitian hingga beberapa cm diatas permukaan tanah, Sungguh mengagumkan bukan ?. Dengan memanfaatkan teknologi satelit penghematan yang dilakukan untuk memetakan area yang luas dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. 

Aplikasi Penggunaan Peta dalam Menentukan lokasi
Dengan memanfaatkan garis astronomis maka kita bisa menentukan lokasi dimana kita berada. Ada 2 bentuk penentuan posisi yaitu secara relatif dan secara absolut. Penentuan posisi secara relatif memang memiliki kelemahan yaitu detail informasi yang diberikan tidak seakurat Absolut. Misalnya dalam peta berikut ini, kota Semarang terletak dimana ?
jika kita menggunakan Informasi Posisi Relatif maka dapat kita jawab bahwa kota Semarang berada di Selatan Laut Jawa. Atau berada di sebelah barat kota Surabaya dan seterusnya. Elemen jarak dan koordinat tidak masuk dalam infomasi tersebut.


Sedangkan jika menggunakan informasi posisi Absolut maka kita akan menggunakan bantuan garis astronomis. Contohnya gambar berikut ini :

Jika kita perhatikan pada gambar A maka posisi titik B berada di 101 derajat bujur timur dan 10 derajat lintang utara, titik A ada di 102 derajat bujur timur dan 11 derajat lintang utara. Orang tidak bisa memperdebatkan kembali posisi tersebut karena memang tepat berada di persimpangan garis lintang dan garis bujur. Kemudian pada gambar B maka titik B berpindah ke posisi 102 derajat bujur timur dan 9 derajat 30 menit lintang utara. Kenapa 9 derajat 30 menit ? karena titik B sudah melampaui garis 9 derajat dan akan menuju ke garis 10 derajat, sehingga dikatakan 9 derajat lebih 30 menit. [ 1 derajat = 60 menit]
Pada gambar C posisi titik B dikatakan berada di 101 derajat 45 menit bujur timur dan 9 derajat 45 menit lintang utara. Karena titik B sudah melewati garis 101 derajat namun belum sampai ke garis 102 derajat, maka dikatakan 101 derajat lebih 45 menit. [1 derajat = 60 menit]. Untuk gambar D silahkan coba sendiri menentukan posisinya.
Jika kita menggunakan koordinat absolut seperti ini niscaya kita akan menyajikan data lokasi yang lebih akurat dibandingkan dengan posisi relatif. 


Kamis, 08 Oktober 2015

MEDIA INFORMASI KERUANGAN

Ketika kita mempelajari Geografi dan ilmu-ilmu yang memiliki karakteristik sejenis yaitu yang terkait dengan lingkungan dan alam sekitar kita, maka kita sebagai manusia memerlukan alat bantu dalam mengenal lebih dekat bumi kita ini dengan lebih baik. Alat indera manusia yang ada saat ini sangat terbatas dimana kita tidak memiliki kemampuan menjangkau semua bagian dari permukaan bumi kita ini dengan baik. Misalnya dapatkah kita melihat kenampakan obyek di suatu tempat dari tempat kita berdiri berjarak 1 kilometer? mungkin itu bisa dilakukan dahulu saat kondisi bangunan manusia belum serapat saat ini. 


Namun dengan adanya perkembangan tata kota dan kehidupan manusia, maka pandangan kita saat ini sudah terhalang untuk melihat situasi di sekitar kita dengan rentang jarak tertentu. Oleh karena itu kita membutuhkan kepanjangan mata dari indera kita tersebut dengan bantuan sebuah media yang akan menghantar kita ke obyek tersebut dengan lebih jelas. Mungkin secara sederhana kita menggunakan teropong sebagai alat bantu kita melihat kenampakan obyek yang jauh tersebut dengan lebih jelas.


Teropong yang tampak dalam gambar diatas merupakan ilustrasi dari sebuah alat bantu yang nantinya manusia gunakan dalam mengenal lingkungan kehidupannya dengan lebih baik. "Teropong" dalam hal ini nantinya bisa  berwujud seperti Peta, Foto Udara atau bahkan Citra Satelit untuk mengetahui situasi di sekitar kita saat tersebut.  Dalam usahanya mengenal lingkungan tempat hidupnya tersebut, maka manusia mengandalkan alat bantu diatas untuk memudahkan dirinya dalam menjelajahi dunia ini bahkan antariksa sekalipun. Fungsi alat bantu tersebut saat inipun semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya pemahaman ilmu kebumian saat ini termasuk teknologi dan juga ilmu-ilmu pendukung lainnya, yang mendorong terciptanya wahana-wahana baru dalam dunia informasi keruangan. Alat-alat bantu ini pada prinsipnya membantu dalam menyediakan informasi keruangan yang manusia perlukan dalam kehidupannya.

Peta
Foto Udara
Citra Satelit

Berbagai dunia aktivitas manusia sangat membutuhkan informasi-informasi yang bersifat keruangan misalnya Dalam urusan perbatasan, ketika kita memiliki wilayah perbatasan laut yang sangat luas, kita sebagai negara yang berdaulat harus memiliki tapal batas yang jelas dengan negara tetangga agar tidak terjadi pelanggaran wilayah perbatasan yang merugikan bangsa dan negara kita. Oleh karena itu kita harus memiliki Peta Perbatasan yang jelas dan terpercaya serta diakui secara internasional agar penegakan hukum dapat diwujudkan di wilayah tersebut. 

Pembakaran kapal nelayan asing oleh Indonesia karena mencuri ikan di perairan Nusantara

Banyaknya pencurian ikan selama kurun waktu yang cukup lama di Indonesia mengindikasikan bahwa tapal batas wilayah negara tidak dipahami dengan baik oleh para nelayan tersebut. Nelayan asing dengan seenaknya mengambil kekayaan alam nusantara ini karena mereka memandang banyak nelayan Indonesia tidak paham seluk beluk perbatasan lautnya sehingga mereka pasti tidak akan melaporkan kegiatan mereka kepada aparat di Indonesia. 

Peta Perbatasan Laut Indonesia

Coba kita bayangkan jika nelayan nelayan Indonesia paham betul Peta Wilayah Perbatasan Laut yang ada, pasti mereka akan memiliki kepedulian dalam ikut mengawasi kawasan perbatasan laut ini, serta bagi mereka sendiri tidak akan melanggar perbatasan negara tetangga, sehingga konflik bilateral antar negara dalam hal perbatasan tidak akan terjadi. Konflik yang masih terjadi saat ini adalah tumpang tindihnya klaim wilayah laut antara negara-negara ASEAN dengan  China di kepulauan Sprtaly yang diklaim memiliki kandungan minyak dan gas bumi yang sangat besar.  Pertentangan ini kerap kali membuat negara-negara ini saling menyiagakan armada perangnya untuk menguasai laut di kepulauan Spratly ini karena terkait dengan kandungan sumber daya alam yang sangat melimpah di tempat ini. Jika tidak segera disepakati bersama wilayah perbatasan laut ini secara damai maka bukan tidak mungkin di masa depan bisa terjadi peperangan dalam memperebutkan wilayah ini diantara mereka semua.

Insiden kapal Filipina yang menerobos kapal pengawas laut China di wilayah kepulauan Spratly

Oleh sebab itu sudah saatnya pendidikan dan pemahaman masyarakat Indonesia saat ini tentang Media Informasi Keruangan wilayah Indonesia sangat perlu ditingkatkan. Wilayah perbatasan laut dan darat Indonesia yang cukup banyak bersinggungan dengan negara tetangga lain merupakan potensi akan terjadinya konflik di masa depan jika tidak dikenal dengan baik oleh warga negara Indonesia sendiri. Wilayah perbatasan ini sangat penting karena menyangkut kekayaan alam dan sumberdaya yang akan diwariskan kepada generasi mendatang Indonesia. Oleh sebab itu perlu dirawat dan dijaga agar  tidak dicuri dan dimanfaatkan oleh negara lain.   

Peta wilayah Laut Kepulauan Spratly yang diperebutkan oleh beberapa negara Asean dan China

Dalam Media Infomasi Keruangan ini, terdapat beberapa jenis alat bantu yang akan digunakan manusia dalam mengenal lingkungan sekitarnya yaitu berupa Peta, Foto Udara atau Citra Satelit. 
Peta merupakan gambaran kenampakan nyata dari bumi, baik secara keseluruhan atau sebagian dalam bentuk grafis. Berdasarkan fungsinya peta kita akan kenal dengan dua jenis yaitu Peta Umum, atau Peta Rupa Bumi dan Peta Khusus [Tematik]. 

Peta Umum [Rupa Bumi / RB] digunakan untuk fungsi umum dalam mengenal situasi di sekitar kita. Infomasi yang ada dalam peta tersebut tidak spesifik karena peta tersebut terkadang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lainnya yang lebih spesifik tujuannya. Peta seperti ini memberikan informasi yang umum meliputi ketinggian lokasi, kota-kota penting, wilayah laut dan yang lainnya. Peta ini paling sering digunakan untuk keperluan pendidikan untuk menjadi sarana awal dalam mengenal Peta.


Contoh adalah peta Umum tentang pulau Kalimantan dimana dalam peta tersebut digambarkan pulau Kalimantan beserta informasi mengenai ketinggian lokasi, kota kota penting, dan wilayah perbatasan administrasi baik provinsi maupun negara. Peta ini dapat digunakan sebagai landasan pembuatan peta Khusus dengan tema khusus lain sebagai bagian dari pengembangan infomasi.

Peta Khusus [Tematik] digunakan untuk mempelajari karakteristik suatu wilayah secara lebih spesifik dan detail tentang satu kajian tertentu. Dengan menggunakan peta ini maka pengguna dapat lebih jelas memahami informasi spesifik yang ada dalam peta tersebut. Dalam peta khusus ini, informasi administrasi seperti nama lokasi, nama wilayah, ketinggian tempat terkadang tidak dicantumkan oleh si pembuat karena dia ingin pengguna lebih fokus ke tujuan dari infomasi yang ingin ada.


Contoh gambar diatas adalah peta khusus tentang Curah Hujan dimana BMKG merilis tentang sebaran rata-rata curah hujan di nusantara. Dalam peta ini tampak bahwa infomasi administrasi berupa nama kota, nama lokasi tidak dicantumkan karena pihak BMKG ingin memfokuskan informasi hanya pada tingkat sebaran curah hujan saja.