Cari Blog Ini

Rabu, 17 Februari 2021

GEOGRAFI SUMBERDAYA MANUSIA

Seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan di sekitar kita memiliki potensi sumberdaya yang bisa dimanfaatkan. Sumberdaya yang jumlahnya besar di permukaan bumi kita adalah Sumber daya alam yang terdiri dari berbagai elemen baik hayati non hayati, biotik dan abiotik dll. Sedangkan diri kita sendiri sebagai manusia, juga bisa disebut sebagai Sumberdaya. Hal ini dimungkinkan, karena kita punya kemampuan dan kapabilitas serta usaha dalam menghasilkan sesuatu dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.


Di dalam bidang kegiatan Ekonomi, khususnya faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi, sumber daya manusia dalam bentuk tenaga kerja juga menjadi komponen vital terhadap faktor produksi selain modal dan lahan. Contohnya : bagaimana sebuah pabrik mobil bisa menghasilkan sebuah kendaraan jika tidak memiliki tenaga kerja ? walaupun mungkin didominasi oleh peralatan robot canggih sekalipun, tetap pabrik memerlukan operator yang tidak lain adalah manusia sebagai pekerja dibalik kendali robot tersebut. 


Oleh karena itu, pembahasan tentang sumberdaya akan menjadi lebih lengkap jika dilakukan pembahasan dan pengenalan lengkap bentuk 2 sumberdaya yang ada yaitu Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia. Kajian tentang sumberdaya manusia menjadi penting karena manusia menjadi inti dari seluruh elemen kehidupan yang ada di permukaan bumi kita.

A. JUMLAH dan SEBARAN PENDUDUK

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang cukup besar dan menduduki peringkat 4 dunia dengan populasi mencapai 250-an juta jiwa. Banyaknya jumlah penduduk ini memiliki dampak yang cukup luas baik dari sudut pandang menguntungkan atau merugikan. Kedua hal ini tidak akan bisa dilepaskan begitu saja, karena situasi seperti ini dimanapun dan apapun negaranya pasti akan melahirkan tantangan yang sama. 

Tantangan yang timbul dari banyaknya jumlah penduduk ini juga dibarengi dengan tidak meratanya Distribusi Jumlah Penduduk di nusantara tercinta ini. Negara Indonesia yang dikenal dengan 14 ribu-an pulaunya ini ternyata menyimpan disparitas dalam jumlah penghuni pulau pulau tersebut. Pulau yang dihuni juga hanya ter-konsenterasi di pulau tertentu seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Timor, Bali, Sumba, Sumbawa. 

Sedangkan jika kita cermati, masih banyak pulau lainnya relatif sepi bahkan tidak berpenghuni. Yang lebih memprihatinkan lagi, ada 100 juta jiwa lebih ternyata juga hanya terkonsenterasi di Pulau Jawa saja, hal inilah yang memuat juga roda ekonomi dan keuangan serta bisnis hanya berkutat di Pulau Jawa. 

Bahkan, Ibukota RI Jakarta menduduki peringkat I dalam hal jumlah kepadatan penduduk di Indonesia. Dan terdapat 6 Propinsi di Jawa yang menduduki peringkat 10 besar sebagai propinsi dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Situasi yang sangat tidak ideal dan baik bagi suatu negara, karena beban semua terkonsterasi di Jawa sehingga fenomena ini melahirkan istilah timbulnya Jawasentris.


Apa yang menyebabkan JAWAsentris bisa terjadi ? Hal ini bisa kita ulas lebih mendalam dengan kita flashback ke periode sejarah serta lingkungan geografis alam Jawa di masa lalu. Terlihat hubungan yang sangat erat diantara hubungan Lingkungan Geografis dengan Peristiwa Sejarah. Banyak peristiwa sejarah terjadi karena adanya pengaruh baik langsung dan tidak langsung dari fenomena Geografis lokasi tersebut, dalam hal ini Pulau Jawa. 


Sejak jaman VOC menjejakkan kaki pertamanya di Nusantara, semua pihak sudah mengetahui bahwa niat mereka ingin menguasai perdagangan hasil alam saat itu. Nusantara terkenal dengan kekayaan alam hayatinya yang luar biasa sehingga banyak bangsa asing ingin memulai misi dagang mereka di nusantara. Awalnya berpusat di kawasan Ambon Maluku karena menjadi pusat dari penghasil rempah rempah, namun akhirnya berpindah ke Jawa dengan alasan geografis yaitu kedekatan akses dengan lalu lintas perdagangan internasional yaitu Selat Malaka. Bandar pelabuhan utama bertumbuh pesat sekali di Pulau Jawadwipa ini. Pertumbuhan ini mendorong Jawa menjadi daerah yang maju dan modern saat itu. 


Periode 1800 setelah VOC bangkrut, Belanda mulai beralih ke Komoditas Perkebunan yang hasilnya kemudian sebagian diolah di Indonesia, namun banyak pula yang langsung dijual ke negara lain. Komoditas perkebunan ini sangat berkembang baik di Pulau Jawa mengingat tingkat kesuburan lahan yang cukup tinggi di Pulau ini. Banyaknya gunung berapi di Jawa menyebabkan banyak lahan menjadi subur, sehingga Belanda bisa menanam aneka tanaman perkebunan yang bisa dia ekspor dengan harga tinggi. Pasokan Sumberdaya manusia juga melimpah di Jawa. Dengan bantuan pembesar Kerajaan kerajaan di Jawa, maka Belanda bisa mendapatkan tenaga kerja murah dari rakyat dibawah tekanan raja raja ini untuk menjalani kerja paksa. 


Periode Kejayaan Tanaman Perkebunan ini didukung adanya perubahan situasi dunia saat itu dimana Era Revolusi Industri sudah menjangkau wilayah jajahan di seluruh dunia saat itu. Belanda mengikuti jejak negara Eropa lain dengan banyak mendirikan pabrik pabrik nya di Pulau Jawa, hal ini dilakukan karena dekat dengan rantai pasokan sumberdaya yang diperlukan, sehingga ketika tanaman perkebunan mengalami panen, hasilnya bisa langsung diolah menjadi produk jadi. Disinilah sebenarnya Belanda sudah mulai mencoba menerapkan konsep Industri Hilir, supaya produk mereka memiliki nilai tambah ekonomi lebih tinggi. 


Misalnya Belanda menanam Tanaman Tebu, maka tidak jauh dari lokasi itu pasti akan ada Pabrik Gula untuk mengolah tanaman tebu ini menjadi gula dan minyak spiritus. Sehingga gula jadi ini, ketika di ekspor harganya akan jauh lebih tinggi daripada tanaman tebu mentah. Demikian pula tanaman perkebunan yang lain seperti teh, kopi, tembakau, coklat dll. Untuk mendukung itu semua, maka Belanda pun mengembangkan sarana infrastruktur yang lengkap untuk mendukung seluruh kegiatan produksi dan distribusi produknya seperti jalan raya, rel kereta api, pelabuhan, pembangkit listrik dll.


Kemudian secara Budaya Masyarakat di Jawa yang Feodal dimana menganggap Raja dan bangsawan sebagai golongan tertinggi yang wajib dipatuhi dan dihormati, telah membuat masyarakat Jawa dengan mudahnya ditekan dan dipengaruhi oleh Raja. Saat itu Belanda menggunakan pendekatan lobi tingkat tinggi kepada Raja dan Bangsawan dengan sebuah perjanjian imbal balik, sehingga Belanda dapat memanfaatkan rakyat kecil menjadi pekerja di perkebunan dan industri mereka dengan gaji rendah bahkan tidak digaji. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi Belanda, karena mereka mendapatkan pasokan sumberdaya manusia murah hanya dengan menyuap raja atau bangsawan setempat dengan harta. 


Berdasarkan ulasan tersebut diatas maka latar belakang alasan awal mengapa terbentuknya pola Jawasentris selama ini di Nusantara kita ini terbentuk. Penjajahan yang terjadi ratusan tahun tersebut, secara tidak langsung telah menumbuhkan Pulau Jawa ini sebagai pulau utama wilayah jajahan saat itu, sehingga semua terkonsentrasi di Jawa hingga saat ini. Beberapa hal yang menjadi alasan Pulau Jawa menjadi menarik bagi penduduk yaitu :

Sarana Industri banyak terdapat di Jawa, sehingga tentu hal ini menjadi daya tarik bagi lapangan kerja dalam mengadu nasib dan peruntungan hidup mereka di Jawa. Banyak pabrik didirikan karena sarana prasarana memang tersedia lengkap di Jawa, mulai dari listrik, jalan, rel, jembatan, pelabuhan, bandara dll. Hal ini tentu membuat biaya produksi menjadi lebih murah serta mudah dalam kegiatan distribusi. Penduduk Jawa yang besar, juga membuat Industri mudah merekrut pekerja sebagai tulang punggung produksi mereka.


Letak Ibukota
juga menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak perusahaan dan kalangan industri serta bisnis mendirikan kantor dan pabrik mendekati ibukota negara ini. Kantor kantor pusat perusahaan dan lembaga penting ekonomi mendekatkan diri dengan ibukota, supaya memudahkan mereka untuk saling berinteraksi dengan Pemerintah dalam segala urusan baik administrasi, keuangan, kebijakan dll.


Fasilitas Pendidikan
 Lengkap banyak terdapat di Jawa dibandingkan wilayah lain. Hal ini menimbulkan disparitas yang cukup mencolok antara kualitas pendidikan di Pulau Jawa dan daerah lainnya. Banyak institusi pendidikan bergengsi di Pulau Jawa membuat banyak generasi muda dari luar pulau melakukan migrasi demi memperoleh pendidikan yang baik tersebut. Banyak remaja dari luar Pulau Jawa menuntut ilmu di Pulau Jawa, dan ironisnya setelah lulus, merekapun menetap, dan menikah serta berkeluarga di Pulau Jawa, hal ini tentu menambah kapasitas jumlah penduduk di Jawa itu sendiri.   


B. KOMPOSISI PENDUDUK
Pembahasan tentang sumberdaya manusia juga tidak bisa dilepaskan dari peran situasi Komposisi Penduduk yaitu pengelompokan penduduk atas dasar klasifikasi tertentu. Klasifikasi ini dapat tergantung :
a. Komposisi Biologis > mencakup Jenis Kelamin, Usia, Etnis
b. Komposisi Budaya > Pendidikan, Agama, Perkawinan, Bahasa
c. Komposisi Ekonomi > Bekerja dan Tidak Bekerja, Aktif dan Tidak Aktif dalam ekonomi

Komposisi penduduk ini penting bagi suatu negara karena dengan adanya pendataan tentang komposisi penduduk ini maka diperoleh manfaat :
a. Peta persebaran karakteristik penduduk yang menempati suatu ruang hidup
Hal ini penting dilakukan untuk mewujudkan pemarataan dalam aspek pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Ada daerah yang pendapatannya sangat tinggi karena kekayaan alam melimpah namun jumlah penduduk sedikit, ada pula yang sebaliknya. Hal tersebut perlu dihindari dengan pemerataan, sehingga tercipta keadilan.


b. Mengetahui pertumbuhan penduduk berdasarkan kriterianya hal ini perlu dilakukan karena negara wajib memantau dan mengendalikan situasi populasinya dalam rangka mengamankan banyak program. Misal pendapatan per kapita Indonesia 3500 US Dolar dengan 230 juta penduduk, maka tidak heran pendapatan kita bisa berkurang karena penduduknya bertambah tetapi income tidak bertambah. Dengan melakukan ini pula maka Pemerintah mampu membuat kebijakan kebijakan yang tepat sasaran.


Komposisi penduduk dapat diketahui dengan melakukan survey atau sensus, lalu hasilnya dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang dikenal dengan istilah Piramida Penduduk.

Terdapat 3 bentuk piramida penduduk yang menggambarkan situasi umum dari Kependudukan di suatu wilayah yaitu :



Piramida Ekspansif melambangkan situasi kependudukan di kebanyakan negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Brazil, China, Filipina. Angka kelahiran besar dan penduduk usia tua sedikit. Berpotensi memiliki angkatan kerja yang banyak.


Piramida Konstruktif melambangkan situasi kependudukan di kebanyakan negara maju. Ciri yang paling terlihat adalah Tingkat Kesuburan Rendah, Tingkat Kematian juga rendah, Tingkat Kelahiran sama dengan kematian, Harapan hidup lebih besar. Negara negara yang sudah mengalami ini adalah Singapura, Jerman, Amerika, Swiss.


Piramida Stationary melambangkan situasi kependudukan yang memiliki Tingkat Kematian Rendah sekali, Tingkat kematian juga rendah sekali, Jumlah masyarakat di semua kelompok umur cenderung sama, dan pertumbuhan mendekati 0 persen. Negara yang sudah mengalami fase ini adalah Inggris dan Brunei. 


C. KUALITAS PENDUDUK
Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan. Kualitas Penduduk adalah salah satu faktor penting dalam mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa berdasarkan aspek fisik dan non fisik. Didalam menilai kualitas penduduk ini akan dilihat beberapa elemen penting didalamnya yaitu :

Elemen Kesehatan > dalam tubuh yang sehat akan terpancar jiwa yang sehat. Sumberdaya manusia dikatakan unggul jika resiko paparan penyakit jauh daripadanya. Masyarakat yang sehat dan bahagia artinya menunjukkan bahwa dia mampu menjaga diri dengan baik. Ketika masyarakat sehat dan jauh dari penyakit maka secara umum dikatakan masyarakat ini sangat berkualitas.

Elemen Pendidikan > Membawa manusia mengenal dunia pendidikan akan membuat pola pikirnya juga akan berubah. Negara dengan tingkat angka putus sekolahnya tinggi maka negara tersebut dikatakan tidak memiliki calon pemimpin berkualitas di masa depan. Maka dengan adanya elemen ini setiap manusia diharapkan terus giat belajar.


Elemen Pekerjaan > Menjadi salah satu kriteria dalam menentukan kualitas suatu sumberdaya manusia di wilayah tersebut. Disini dilihat dan diperhitungkan rata rata pekerjaan dari komunitas masyarakatnya. Jika banyak berkecimpung di dunia pekerjaan non formal maka secara kualitas bisa dianggap turun persentasenya kualitasnya. Maka saat ini berbagai negara mulai mengejar pengembangan sumberdaya manusia agar selepas dari pendidikan mereka bisa memperoleh lapangan pekerjaan yang layak.


Elemen Produktivitas > Kualitas dan daya saing masyarakat suatu negara juga ditentukan oleh sejauh mana mereka bisa memproduksi atau menyelesaikan suatu tugas atau masalah atau pekerjaan. Semakin cepat dan produktif dalam bekerja, membuat keputusan itu berarti kualitas masyarakat semakin baik pula.


Elemen Tingkat Sosial > Sumberdaya Manusia berkualitas juga ditentukan oleh aspek Tingkat Sosial, dalam hal ini Aspek ini mengarah ke sikap sosial yang ditunjukkan selama ini kepada orang lain. Apakah manusia bisa menjalin relasi yang baik dengan orang lain atau keluarga karena hal ini juga akan menunjukkan tingkat kebahagiaan dalam diri manusia. Kebahagiaan merupakan elemen penting dalam kualitas hidup seseorang.


Elemen Ketahanan > Dalam diri manusia pasti semuanya memiliki karakter tahan uji dan tidak mudah menyerah. Hal ini menjadi bagian dalam penilaian indeks kualitas penduduk. Semakin manusia mampu bertahan dalam segala situasi dan kesulitan telah menunjukkan  kekuatan dan potensinya yang luar biasa. Hal ini akan membuat semakin tinggi tingkat kualitas sumberdaya manusia.


Elemen Kemandirian > Terkadang manusia memerlukan kesempatan dalam mengerjakan sesuatu secara individu dalam hal ini kemandirian penting dipertimbangkan bagaimana seorang individu mampu mengasah ketrampilan dirinya sehingga dia akan punya daya survive yang tinggi dalam berbagai situasi, mampu membuat keputusan mandiri dan tidak mudah terpengaruh lingkungan atau situasi.


Elemen Kecerdasan > Kecerdasan merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri oleh manusia Elemen kecerdasan menunjukkan kapabilitas manusia dan daya saing manusia dalam kemampuan akademik dan pengetahuan yang menjadi salah satu tolok ukur daya saing manusia di dunia ini. Orang yang berpendidikan pasti akan memiliki kualitas lebih baik dibandingkan yang tidak atau memiliki pendidikan rendah. Orang dengan kecerdasan IQ dan EQ tinggi akan memiliki kualitas yang lebih baik.